Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cibeureum di Kampung Cibereum, RT 01/RW 08, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi tiba-tiba retak. Saat kejadian ada 57 orang siswa yang tengah mengikuti kegiatan belajar.
Beruntung, seluruh siswa langsung dievakuasi dan dipulangkan ketika retakan merembet ke sejumpah ruangan lain. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Rabu (21/9/2022) tersebut.
"Saat kejadian sedang ada proses belajar mengajar, tidak ada yang luka guru dan kepala sekolah langsung tanggap. Begitu ada retak, langsung dilakukan evakuasi terhadap anak-anak," kata Yanto, Kepala Desa Rambay kepada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yanto, retakan bangunan itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi sejak malam hingga pagi tadi mengakibatkan tanah penyangga bangunan labil. Terlebih tidak jauh dari sekolah tersebut terdapat tebing.
"Hujan kan tinggi dari semalam sampai pagi, kemungkinan resapan air di bawah mendesak kontur tanah karena sampai pagi masih hujan masih stabil. Ketika resapan air mulai berhenti di belakang (sekolah) ada tebing, ketika surut ke bawa tanahnya. Hampir di semua ruang yang terkena dampak. Paling parah ruang paling ujung," ujar Yanto.
Yanto menjelaskan ada sekitar 57 siswa yang tengah mengikuti kegiatan belajar, meskipun bangunan madrasah rusak. Yanto berkoordinasi dengan tenaga pendidik agar kegiatan belajar tetap berjalan meskipun dilakukan di lokasi lain.
"Ada 57 siswa, saya memberikan masukan ke kepala sekolah besok belajar tetap berjalan, evakuasi dulu di rumah warga, cari ke tempat aman karena khawatir ada retakan susulan. Khawatirnya kalau ada retakan susulan ambruk atapnya, karena kondisi saat inipun langit-langit rusak," ungkapnya.
Sementara itu Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kecamatan Tegalbuleud, Dedi Rukmana mengatakan, bencana retakan tanah itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB ini.
"Iya, dampaknya MI yang memiliki siswa berjumlah 57 orang itu, rusak karena mengalami retakan pada bagian dingding, khususnya pada dua ruang lokal kelas untuk kegiatan belajar mengajar serta satu ruangan MCK," jelas Dedi.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Dedi bersama petugas gabungan bergegas ke lokasi bangunan sekolah tersebut, untuk melakukan kaji cepat kebencanaan. Tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka akibat bencana pergerakan tanah tersebut. Namun, pihak sekolah mengalami kerugian materil. Karena, pada bangunan lokal kelas itu, banyak mengalami retakan pada bagian dingdingnya. "Untuk panjang retakannya ada sekitar 16 meter dengan lebar sekitar 9 meter,"pungkas Dedi.
(sya/dir)