13 Kecamatan di Bandung Rawan Banjir, Simak Daftarnya!

13 Kecamatan di Bandung Rawan Banjir, Simak Daftarnya!

Sudirman Wamad - detikJabar
Rabu, 21 Sep 2022 17:30 WIB
Ilustrasi Jalan tertutup akibat banjir, pengalihan arus akibat banjir, awas banjir
Foto: Ilustrasi Jalan tertutup akibat banjir (Andhika-detikcom)
Bandung -

Masyarakat Kota Bandung diimbau waspada terhadap bencana. Karena, saat ini sudah masuk masa transisi dari musim kemarau ke hujan.

Kepala Seksi (Kasi) Mitigasi Bencana Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Amires Pahala menyampaikan puncak musim hujan akan terjadi sekitar Januari-Februari 2022.

"Ada 13 kecamatan yang berisiko banjir. Di beberapa titik di kecamatan itu berisiko tinggi akan bencana," kata Amires dalam keterangan yang diterima detikJabar, Rabu (21/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amires menjelaskan hasil kajian risiko bencana, beberapa lokasi yang rawan banjir di antaranya Kecamatan Andir, Astanaanyar, Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Bandung Kidul, Panyileukan, Batununggal, Bojongloa Kidul, Rancasari, dan Kecamatan Kiaracondong.

"Jika melihat dari wilayahnya memang lebih banyak sekarang terjadi banjir di Bandung Selatan karena perubahan ekosistem dan karena dilairi enam sungai. Sedangkan longsor cenderung di Bandung Timur karena kurang daerah serapannya," ucap Amires.

ADVERTISEMENT

Amires mengaku terus memantau daerah yang sering terjadi bencana bersama aparat kewilayahan. "Kami melakukan mitigasi dengan edukasi ke masyarakat untuk belajar melihat potensi dan gejala terhadap perubahan sosial juga. Misalkan, masyarakat harus menjaga selokan, jangan buang sampah sembarangan," katanya.

"Dari pihak pemerintah pun sudah membantu dengan membangun kolam retensi untuk mencegah banjir," ucap Amires menambahkan.

Sepanjang Januari-September 2022, kejadian bencana hidrometeorologi di Kota Bandung mencapai tiga kasus. Satu kasus banjir di Rancasari, dan dua kasus longsor.

"Tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materi, ada rumah yg temboknya runtuh. Sebanyak 21 rumah terdampak banjir. Itu terjadi pada April 2022," ucap Amires.

Sedangkan pada 2021, jumlah kasus banjir sebanyak 6 kejadian, longsor ada 3 kejadian, dan angin kencang ada 4 kejadian.Menurutnya, bencana merupakan urusan bersama semua sektor pentahelix. Sehingga, selama setahun ini Damkar PB telah menyusun penanggulangan bencana bersama perangkat lain.

"Kewaspadaan masyarakat memang masih kurang. Harus secara masif kita berikan pemahaman bagi masyarakat jika bencana itu terus mengintai," katanya.

"Kami mengimbau melalui aparat wilayah untuk mewaspadai potensi atau gejala-gejala alam. Kami sedang menyusun surat untuk aparat wilayah, camat, dan lurah," ucap Amires menambahkan.




(sud/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads