Reaksi Pakar soal Rencana Jabar Beralih ke Kendaraan Listrik

Reaksi Pakar soal Rencana Jabar Beralih ke Kendaraan Listrik

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 21 Sep 2022 05:30 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjajal jalur Ciwidey di Kabupaten Bandung.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjajal kendaraan listrik. (Foto: dok. Humas Jabar)
Bandung -

Pemprov Jawa Barat serius ingin mengembangkan penggunaan kendaraan listrik. Mulai dari Gubernur Ridwan Kamil dan wakilnya Uu Ruzhanul Ulum gencar mensosialisasikan penggunaan kendaraan listrik akhir-akhir ini.

Namun siapkan Jawa Barat beralih ke kendaraan listrik secara menyeluruh?

Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) BRIN Dr. Cuk Supriyadi Ali Nandar mengatakan, saat ini memang momen yang tepat untuk mulai beralih ke kendaraan listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kata Cuk, jika Pemprov Jabar serius untuk mengembangkan penggunaan kendaraan listrik, ada beberapa hal yang mesti disiapkan dengan matang.

"Kondisi saat ini merupakan momen yang tepat untuk melakukan peralihan Kendaraan listrik. Namun kita juga harus benar-benar memastikan segala sesuatunya siap agar kepercayaan masyarakat terus tumbuh terhadap kendaraan listrik," kata Cuk kepada detikJabar, Selasa (20/9/2022).

ADVERTISEMENT

Infrastruktur seperti charging station adalah salah satu yang paling penting harus tersedia untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik. Namun Cuk menegaskan perlu hal lain agar proses peralihan bisa direalisasikan.

Regulasi

Ia menuturkan, hal penting yang mesti disiapkan segera ialah regulasi. Regulasi mesti ada untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listrik selain tentunya dengan sosialisasi yang masif.

"Insentif dan kemudahan-kemudahan dari pemerintah daerah sangat penting untuk mendorong masyarakat lebih tertarik beralih ke Kendaraan listrik. Tentu diperlukan sosialisasi yang efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang kendaraan listrik baik segi peraturan maupun segi teknis," ungkapnya.

Infrastruktur

Kemudian yang penting lainnya adalah infrastruktur selain charging station. Menurut Cuk, perlu juga adanya fasilitas battery swap. Ia menjelaskan, fasilitas ini penting disediakan bagi mereka yang tidak punya waktu lebih untuk mengisi ulang baterai kendaraan listrik.

"Penyediaan fasilitas battery swap sebagai salah satu pilihan bagi pengguna kendaraan listrik yang tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menunggu proses charging baterai. Hal ini merupakan peluang bisnis baru," ujarnya.

Bengkel dan Suku Cadang

Cuk melanjutkan, kendaraan listrik sama halnya dengan kendaraan konvensional, yakni memerlukan perawatan berkala. Oleh sebab itu, juga harus ada bengkel dan penjual suku cadang yang bisa dengan mudah diakses oleh pengguna kendaraan listrik.

"Ketersediaan bengkel kendaraan listrik yang layak dan didukung penyediaan berbagai spare part motor listrik sangat dibutuhkan pengguna kendaraan listrik saat mengalami kerusakan atau masalah pada kendaraannya," jelas Cuk.

Namun untuk menyediakan bengkel kendaraan listrik, diperlukan SDM profesional yang paham betul dan ahli menangani kendaraan ramah lingkungan tersebut.

"Untuk mendapatkan bengkel yang professional tentu diperlukan persiapan, pelatihan dan pembinaan SDM setingkat SMK/lulusan SMK dengan kurikulum terkait kendaraan listrik serta sertifikasi keahlian bagi mekanik-mekanik di bengkel kendaraan listrik," ujarnya.

Komunitas dan Masyarakat

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah perlunya peran dari komunitas dan masyarakat untuk ikut mengenalkan kendaraan listrik tersebut.

Sebab sebagai teknologi yang baru di masyarakat umum, perlu ada perlakuan khusus untuk kendaraan listrik itu. Makanya Cuk mengharapkan agar pengenalan itu dilakukan dengan menggandeng komunitas hingga masyarakat secara langsung.

"Karena merupakan teknologi baru bagi masyarakat, perlu edukasi sosial habit pengguna Kendaraan listrik agar lebih familiar, bagaimana memperlakukan kendaraan listrik yang aman dalam pengoperasian dan pengecasan baterai," kata Cuk.

"Tidak lupa, pengguna kendaraan listrik juga perlu penyesuaian daya listrik yang cukup jika ingin bisa melakukan pengisian baterai mandiri di rumah," tandasnya.

(bba/iqk)


Hide Ads