Soal Kendaraan Listrik, Ridwan Kamil: 300 KM Cuma Rp 50 Ribu

Soal Kendaraan Listrik, Ridwan Kamil: 300 KM Cuma Rp 50 Ribu

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 20 Sep 2022 10:11 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Wacana pengembangan mobil listrik mulai dijalankan secara serius oleh Ridwan Kamil. Ia turut menyampaikan obsesinya membangun industri yang mengkonversi mobil-mobil konvensional ke mobil listrik.

Menurut Ridwan Kamil, wacana itu digagas lantaran Jabar punya Perda mengenai rencana umum energi daerah. Ia mengatakan, dalam beberapa tahun ke depan, kebutuhan untuk kendaraan listrik harus mulai diwujudkan bagi populasi warga di Jawa Barat.

"Dalam hitungan sekian tahun, harus ada energi campuran atau transisi minimal 25 persen populasi mobil itu harus sudah listrik. Jadi ada tidaknya kenaikan BBM, Jabar memang ngejar target ke sana. Makanya saya sudah pakai mobil listrik dari 2020 karena ada Perda itu," katanya, Senin (20/9/2022) malam saat peresmian kantor baru Migas Hulu Jabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambah, saat ini sudah terbit Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang diteken Joko Widodo atau Jokowi pada 13 September 2022.

Inpres ini pun kata Ridwan Kamil, bakal diterapkan di seluruh daerah di Jawa Barat. Minimal kata dia, pada 2023, jika ada pengadaan pembelian kendaraan dinas, maka kendaraan itu harus berupa kendaraan listrik.

ADVERTISEMENT

"Tahun 2023 jika ada pembelian kendaraan-kendaraan, dipastikan sudah mulai transisi ke mobil listrik. Jadi intinya saya mendukung (pembelian mobil listrik), tapi tidak ada hubungan dengan kenaikan BBM ya, karena kita sudah ada Perda yang sebelumnya," tuturnya.

Kelebihan lain dalam mobil listrik, kata Ridwan Kamil yaitu tak perlu repot mengeluarkan biaya untuk pembelian BBM. Ia pribadi mengaku bisa menghemat anggaran hingga 5 kali lipat ketika menggunakan mobil listrik dibanding mobil konvensional.

"Saya enggak pernah beli bensin, bayangkan 300 kilometer sekarang bayar hanya Rp 50 ribu untuk sekali ngecharge. Dulu 300 km mobil dinas saya itu kan hampir Rp 300 ribu, berapa miliar APBD yang bisa kita hemat kan. Jadi bisa kita geser ke bantuan sosial, pendidikan," ucapnya.

Selain target pengembangan industri mobil listrik, Ridwan Kamil juga menginstruksikan PT MUJ untuk menggarap proyek energi terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Namun, ia sudah menitipkan agar pengembangan mobil listrik menjadi fokus awal garapan BUMD Jabar tersebut.

"Justru yang harus diedukasi adalah, enggak usah beli baru. Kalau mau, motor lama bisa dikonversi jadi motor listrik. Cuman bengkelnya memang belum banyak. Itu kan yang menjadi tantangan, si mekanik-mekanik harus naik kelas, mempunyai dua skill (keterampilan). Skill ngurusin motor manual sama motor listrik," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT MUJ Begin Troys mengatakan, pihaknya menargetkan pengembangan awal industri kendaraan listrik di wilayah Bandung Raya. Salah satunya dengna membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), layaknya SPBU untuk kendaraan konvensional.

"Kita rencana mengembangkan SPKLU untuk mendorong pertumbuhan kendaraan listrik di beberapa titik yang belum tersedia SPKLU-nya. Supaya masyarakat terdorong juga untuk mengubah dari kendaraan konvensional BBM menjadi kendaraan listrik," katanya.

Pihaknya menargetkan proyek ini bisa mulai tersedia pada tahun depan. Sebab, Begin mengakui, Ridwan Kamil sudah menitipkan pengembangan industri mobil listrik supaya segera dilakukan oleh PT MUJ.

"Justru kalau bisa tahun ini, mulai tahun ini. Pak Gubernur juga meminta secepatnya mungkin untuk mulai masuk ke situ," pungkasnya.

Untuk diketahui, PT MUJ merupakan perusahaan induk di bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) di Jawa Barat. MUJ merupakan BUMD yang turut menyumbang PAD terbesar di Jawa Barat dengan pendapatan tetap Rp 350 miliar setiap tahunnya.

(ral/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads