Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat selama sepekan terakhir terjadi 26 peristiwa bencana alam di Kota Santri. Bencana tanah longsor paling banyak terjadi, mengakibatkan beberapa keluarga kehilangan tempat tinggal.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Rudi Labis mengatakan, intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan banyak bencana terjadi di Cianjur yang berstatus kerawanan tinggi untuk bencana alam.
Menurutnya, berdasarkan data BPBD, tercatat 26 bencana alam terjadi pada 6-13 September 2022. Sebanyak 19 peristiwa bencana merupakan longsor, 2 bencana pergerakan tanah, 3 bencana banjir, dan 2 peristiwa bencana angin puting beliung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling banyak bencana longsor, kemudian banjir, dan pergerakan tanah serta puting beliung," kata dia, Rabu (14/9/2022).
Menurut dia, bencana longsor paling banyak terjadi di Cianjur Selatan, pasalnya kondisi geografis wilayah selatan merupakan perbukitan dengan tanah yang labil.
"Untuk wilayah utara didominasi dengan bencana banjir hingga puting beliung," kata dia.
Dia menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam 26 peristiwa bencana alam tersebut. Namun, beberapa warga kehilangan tempat tinggal, sebab rumahnya rusak berat.
"Yang rumah parah sampai tidak bisa ditempati lagi ada tiga rumah, yang dua di Desa Cimenteng akibat terjangan puting beliung dan satu lagi di Kecamatan Campaka dimana satu rumah tertimpa material tanah longsor," kata dia.
Lubis mengimbau masyarakat untuk terus waspada, mengingat intensitas hujan tinggi hingga beberapa hari ke depan. "Jika tinggal di kawasan rawan bencana, segera evakuasi diri apabila wilayahnya diguyur hujan lebat dalam jangka waktu lama," kata dia.
Rudi mengatakan pihaknya menerjunkan 1.000 relawan tangguh bencana (Retana) yang tersebar di 32 kecamatan. "Para relawan disiagakan untuk memantau setiap kerawanan bencana, jika ada potensi bencana langsung melapor dan melakukan antisipasi dini untuk meminimalisir jatuhnya korban," katanya.
(iqk/iqk)