Cerita Penjual Ikan di Bandung yang Kurangi Untung gegara BBM

Serba-serbi Warga

Cerita Penjual Ikan di Bandung yang Kurangi Untung gegara BBM

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 15 Sep 2022 01:30 WIB
Penjual ikan di Pasar Kosambi Bandung
Penjual ikan di Pasar Kosambi Bandung (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Sudah sepekan lebih harga BBM naik. Demonstrasi masih terjadi di beberapa daerah. Sebab, imbas kenaikan BBM ini menyebabkan harga kebutuhan bahan pokok pun ikut naik.

Pemerintah berdalih subsidi yang diberikan kepada rakyat itu membebankan keuangan negara. Rakyat dianggap beban. Subsidi pun dihilangkan. Lonjakan harga kini mulai dirasakan.

Di tengah suara lantang di beberapa daerah, termasuk di Kota Bandung yang menolak kenaikan BBM. Dani, duduk santai di kios penjualan ikannya di Pasar Kosambi Kota Bandung. Bagi Dani, sulit untuk menolak kenaikan harga. Tapi, sulit juga untuk menerimanya. Penjual ikan berusia 53 tahun merasakan dampaknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga ikan yang dibeli Dani dari para bakul alami kenaikan. Bahkan sudah dua kali kenaikan harga terjadi. "Pertama naik Rp 500 per kilo, terus naik lagi Rp 500 per kilo juga. Jadi sudah Rp 1.000 ya, ini ikan air tawar," ucap Dani saat berbincang dengan detikJabar di Pasar Kosambi, Rabu (14/9/2022).

Tak ada pilihan bagi Dani. Tak ada ikan, tak bisa jualan. Harga ikan yang pelan-pelan merangkak naik itu pun tetap diterima. Namun, Dani tetap menjualnya dengan harga yang normal. Harganya yang sama sebelum dan sesudah BBM naik. "Saya belanja ikan memang naik harganya. Tapi, kita jualnya tidak naikan harga," ucap Dani.

ADVERTISEMENT

Masyarakat sejatinya tengah berjuang untuk bangkit setelah pandemi. Sebelumnya, masyarakat juga berjuang agar bisa bertahan saat awal pandemi COVID-19. Namun, upaya bangkit itu tampaknya berat. Dani mengamini kondisi demikian.

"Sampai sekarang daya beli masyarakat masih kurang stabil. Buat apa saya naikan harganya," kata Dani.

"Saya tidak rugi kok. Paling laba saya menyusut," kata Dani menambahkan.

Harga ikan tawar yang dijual Dani beragam. Ikan mas harganya Rp 35 ribu per kilogramnya. Nila Rp 40 ribu per kilogramnya. Dan, gurami Rp 65 per kilogramnya. Bedanya, jumlah pembeli kian menyusut.

"Karena daya beli tadi. Ada yang biasa sekilo, jadi setengah kilo belinya," tutur Dani.

Dulu, jualan Dani habis dalam waktu dua hari. Volume ikannya sekitar 100 kiloan. Namun, saat ini jualannya habis dalam waktu tiga sampai empat hari.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads