Data yang diterima detikJabar, sebanyak 237 KK terdampak banjir dan sekolah di sekitaran Desa Bojong terpaksa diliburkan selama sehari ini.
Kepala SLB Negeri Widiasih Riyan Akbar mengatakan, banjir mulai merendam sekolah sejak Minggu (11/9) pukul 22.00 WIB malam. "Luapan air mulai masuk sekolah setinggi mata kaki orang dewasa," kata Riyan saat ditemui detikJabar, Senin (12/9/2022).
Kemudian kata Riyan, air mulai naik meluap ke dalam ruangan kelas pada pukul 01.00 WIB dini hari setinggi betis orang dewasa. Ruangan kelas, aula, mushola dan bengkel sekolah terendam banjir.
"Namun tidak ada kerusakan karena semalam ada yang piket, tetapi lumpur dan sampah berserakan ke dalam ruangan," katanya.
Sementara barang-barang sekolah seperti komputer dan alat elektronik lainnya berhasil diselamatkan.
"Air mulai surut pukul 06.00 WIB pagi, halaman sekolah dan kelas terdapat banyak lumpur akibat luapan air sungai Citumang," ucapnya.
Ia mengatakan SLB Negeri Widiasih sudah menjadi langganan banjir setiap tahun. "Ini bukan kali pertamanya kami beres-beres ruangan karena banjir, sudah tiap tahun ada kalo curah hujan tinggi," katanya.
Ia mengatakan karena berada di dekat sungai, air banjir cuman lewat. "Kondisi air paling lama terendam hanya 6 jam, sesudah itu pasti mulai surut," kata Riyan.
Warga Setempat Asep (40) mengatakan Desa Bojong khususnya dekat SLB Widiasih merupakan kawasan Kedung Besar. "Daerah ini dikelilingi aliran sungai Citumang, maka tak heran jika mudah terkena banjir," ucapnya.
Ia mengatakan, setiap curah hujan tinggi pasti sudah waspada, karena luapan air Citumang pasti naik. "Selain kondisinya hampir sejajar dengan sungai, maka luapan air ketika rob ditambah hujan mudah meluap," katanya. (yum/yum)