Jabar X-Files: Kisah ABG Bandung Tewas Digigit King Kobra

Jabar X-Files: Kisah ABG Bandung Tewas Digigit King Kobra

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 12 Sep 2022 12:30 WIB
ilustrasi kobra
Ilustrasi kobra. (Foto: iStock)
Bandung -

Pertengahan Bulan Desember, Tahun 2017 publik sempat dihebohkan dengan berita seorang anak laki-laki asal Bojongsoang, Kabupaten Bandung tewas dipatuk ular king kobra peliharaannya.

Informasi ini diketahui publik setelah akun Instagram @xtc_indonesia mengupload sebuah foto tangan yang memperlihatkan bekas luka gigitan ular king kobra. Bekas luka gigitan itu masih mengeluarkan sedikit darah, tali sepatu diikatkan di lengan dengan posisi lebih atas dari titik bekas gigitan ular, hal itu dilakukan agar racun tidak menjalar ke seluruh organ tubuh.

Anak baru gede (ABG) yang masih dudik di bangku kelas 3 Tsanawiyyah atau SMP itu bernama Syahril Sultan Natshir (14), ia dikenal sebagai penyayang binatang, namun tak tanggung-tanggung dia suka memelihara hewan buas dan berbisa yakni ular king kobra. Peristiwa nahaas itu terjadi, saat Syahril memandikan ular kesayangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syahril sempat mendapatkan pertolongan medis di RSUD Al-Islam, Baleendah, Kabupaten Bandung, namun sayang nyawanya tidak dapat tertolong.

"Memandikan ularnya sekitar Pukul 09.00 WIB, sekitar Pukul 11.00 WIB diboyong ke Rumah Sakit Al-Ihsan Baleendah," kata Teguh Relawan yang kala itu masih menjabat senagai Ketua RW Komplek Griya Bandung Asri 1 15, Kampung/Desa/Kecamatan Bojongsiang.

ADVERTISEMENT

Ibu Syahril, yakni Neuis Marfuah mengatakan, ular king kobra itu mematuk tangan Syahril saat anaknya itu ingin memfoto ular kesayangannya saat dimandikan.

"Ular itu dia mandikan terus dia mainkan di garasi rumah. Mungkin kepatuk saat tangannya memegang handpone untuk mengambil gambar ularnya," ungkap Neuis.

Menurut Neuis, Syahril memang rutin memandikan ular king kobra peliharaannya itu. Diduga karena sambil memegang telepon genggam, ia tidak fokus. Ular tersebut mematuk tangan sebelah kiri Syahril.

"Syahril diantarkan teman-temannya ke rumah sakit sekitar jam 11 siang, setelah dapat kabar itu saya langsung menyusul ke rumah sakit. Anak saya meninggal jam 10 malam setelah mendapatkan penanganan dari dokter," ujarnya.

Neuis menuturkan, putra bungsunya itu dikenal merupakan sosok yang aktif di berbagai komunitas dan dermawan, meski dikenal suka melakukan atraksi nekat dengan ular-ular berbisa yang dimiliki komunitasnya.

Syahril kerap mempertontonkan aksinya di hadapan banyak orang sehingga mendapatkan saweran dari para penontonya. Ia melakukan aksinya itu di tempat keramaian.

"Uang itu dia berikan kepada korban-korban bencana alam, seperti banjir bandang di Kabupaten Bandung Barat dan banjir di Kabupaten Bandung di Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang, dia memang aktif di banyak komunitas," katanya.

Sebagai ibu, Neuis tentunya khawatir melihat anaknya yang gemar memelihara ular berbisa. "Saya selalu memintanya untuk waspada, karena dia sejak kelas 4 SD sudah senang dengan binatang," kata Neuis.

Syahril pun diakuinya kerap berswafoto dengan ular yang peliharaannya. "Saya kaget lihat foto di facebook (berfoto) sama ular, mungkin anak seusianya memiliki kepuasan tersendiri dapat berfoto dengan ular, saya salah karena telah lalai," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads