Kisah si Keling dan Dongkol Siluman Penunggu Situ Sarkanjut Garut

Kisah si Keling dan Dongkol Siluman Penunggu Situ Sarkanjut Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Minggu, 11 Sep 2022 10:00 WIB
Situ Sarkanjut di Garut.
Situ Sarkanjut (Foto: Hakim Ghani/detikJabar).
Garut -

Situ Sarkanjut merupakan sebuah danau kecil yang terkenal di Kabupaten Garut. Di balik keunikan namanya yang dianggap tak lazim, Situ Sarkanjut menyimpan cerita mistisnya tersendiri.

Situ Sarkanjut berada di kawasan Kampung Sarkanjut, Desa Dungusiku, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. Danau kecil ini memiliki luas sekitar 2 hektare dan terletak di tengah-tengah perkampungan warga setempat.

Situ Sarkanjut memiliki pesona pemandangan yang cukup indah, dengan latar Gunung Haruman yang berada di dekatnya. Ditambah lagi, udara segar pedesaan yang khas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di balik keindahannya, Situ Sarkanjut memiliki cerita mistis. Yaitu berkaitan dengan legenda dua makhluk halus bernama Si Keling dan Si Dongkol. Masih ada masyarakat setempat yang mempercayai kedua makhluk tersebut.

Si Keling digambarkan sebagai sosok siluman ular. Sedangkan Dongkol adalah kerbau yang dianggap tak biasa. Kemunculan kedua makhluk itu disebut-sebut pernah dilihat oleh warga setempat.

ADVERTISEMENT

"Kalau Si Keling ini dulu ceritanya situ pernah hendak dikuras oleh masyarakat, tapi airnya nggak surut-surut karena saluran pembuangannya disumbat sama ular ya Si Keling ini," kata Herman (58), seorang tokoh masyarakat Kampung Sarkanjut.

Diceritakan Herman, Si Keling ini bisa merubah bentuknya dari kecil hingga berukuran besar. Si Keling menjadi penunggu Situ Sarkanjut yang hidup di tengah-tengah situ.

Sementara Si Dongkol, berupa kerbau. Kerbau siluman yang dinamai Si Dongkol ini kerap menampakan diri, khususnya saat terjadi hujan besar di kawasan Situ Sarkanjut.

"Nyerepet gancang (melesat cepat). Kelihatan dari pasir di sudut sebelah sana, nyemplung ke danau," katanya.

Selain dua makhluk gaib berupa hewan tersebut, ada mitos lainnya yang masih dipercayai. Yakni, jika Situ Sarkanjut dikuras, tak boleh ada anak kecil yang turut serta.

Menurut Herman, hal tersebut berkaitan dengan cerita zaman dahulu soal salah satu tokoh sejarah bernama Mbah Sura Adipraja.

"Jadi waktu itu, saat sedang membendung situ, anak Mbah Sura tenggelam di sini. Ditemukan meninggal oleh Mbah Sura sendiri. Dari situ awalnya," ujar Herman.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads