Aksi saling dorong terjadi saat sejumlah mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Cimahi (GMC) menggelar unjuk rasa memprotes kenaikan BBM di depan Gedung DPRD Kota Cimahi, Kamis (8/9/2022).
Aksi unjuk rasa kedua di Cimahi itu juga diwarnai dengan bakar ban. Massa aksi unjuk rasa kemudian merangsek masuk ke Gedung DPRD Kota Cimahi tatkala hujan mulai mengguyur.
Di pendopo DPRD Cimahi itu, massa aksi tetap berorasi disaksikan oleh personel Polres Cimahi yang membuat perimeter penjagaan. Di depannya ada empat orang perwakilan anggota dewan menemui massa aksi. Di situlah aksi saling dorong terjadi, gegara massa aksi meminta masuk ke ruang pimpinan.
Polisi memukul mundur massa aksi hingga sempat terjadi ketegangan pada kedua kubu. Situasi mulai mereda ketika anggota dewan yang hadir mempersilakan perwakilan massa aksi beraudiensi di ruang komisi 4 DPRD Cimahi.
"Tujuan aksi ini menyampaikan aspirasi dari masyarakat perihal kenaikan BBM diam-diam. Yang pada kenyataannya hari ini merugikan rakyat menengah ke bawah," ujar koordinator aksi unjuk rasa dari GMC, Muhammad Sirojudin Nawawi kepada wartawan.
Menurutnya langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tidak tepat. Hal itu karena saat ini negara sedang memulihkan diri pascagelombang pandemi COVID-19
"Pemerintah tidak tepat waktunya ketika menaikkan BBM dalam situasi negara sedang pemulihan ekonomi pascapandemi. Kenaikkan ini (BBM) juga sebetulnya dipicu adanya mafia penyaluran migas itu sendiri," kata Nawawi
Blunder pemerintah lainnya yakni menyalurkan bansos sebagai penghibur masyarakat agar sedikit melupakan kenaikan BBM. Padahal hal itu malah membentuk karakter masyarakat yang tidak mandiri secara ekonomi.
"Menurut saya bansos itu sebetulnya tidak tepat. Di satu sisi pemerintah menuntut masyarakat mandiri secara ekonomi, tapi kok pemerintah justru memberikan bantuan pada masyarakat yang pada akhirnya tidak mendewasakan mereka sehingga bisa mandiri," tutur Nawawi.
Efek domino dari naiknya harga BBM yakni turut melonjaknya harga sembako. Hal itu tentunya bakal menambah penderitaan masyarakat karena pengeluaran mereka bakal membengkak.
"Ini juga berimbas ke bahan pokok yang ikut naik. Kita juga menuntut pemerintah bisa menstabilkan bahan pokok di Cimahi dan mengatasi ketimpangan di Cimahi. Ketimpangan dalam penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran," kata Nawawi.
Lewat audiensi yang dilakukan dengan empat orang perwakilan anggota dewan, mereka menyampaikan aspirasi dan tuntutan yang dibawa sekaligus mendasari aksi unjuk rasa yang digelar.
"Kita Diterima oleh dewan secara langsung, memang sebelumnya melalui situasi mencekam dulu sampai bisa masuk ke ruang komisi 4. Mereka (anggota dewan) siap menerima dan menindaklanjuti aspirasi yang kita sampaikan.Kedepannya akan kita kawal lewat aksi lanjutan," ujarNawawi.
(mso/mso)