Pemerintah Kota Bandung menyiapkan kegiatan pasar murah di 30 kecamatan. Kegiatan pasar murah ini upaya dalam mengantisipasi dampak inflasi kenaikan harga BBM.
Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Dedi Priadi Nugraha mengaku pembahasan alokasi anggaran kegiatan pasar murah itu masih dilakukan. Kegiatan ini akan dilakukan pada Oktober, November dan Desember.
"Kegiatan pasar murah ini sudah kerja sama dengan tiga distributor. Nanti harganya (komoditas) di bawah (harga) pasar," kata Dedi kepada detikJabar, Kamis (8/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi menjelaskan kegiatan pasar murah tak jauh berbeda dengan bazar. Ia mengatakan tak menggunakan operasi pasar, sebab harus melawati proses panjang. Dedi mengaku saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk pelaksanaan kegiatan pasar murah.
"Komoditas yang sudah terkoordinasi beras, tepung, minyak dan telur. Komiditinya juga yang kedaluwarsanya lama, jadi tidak seperti sayur," tutur Dedi.
Seperti diketahui, kegiatan pasar murah yang digelar Disdagin Kota Bandung ini salah satu program dari realisasi alokasi anggaran Rp 9,2 miliar untuk bantuan sosial. Untuk masing-masing programnya masih dalam pembahasan untuk kemudian ditetapkan sebagai perwal.
Sebelumnya, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan alokasi anggaran bantuan sosial itu sesuai dengan SE Kemendagri Nomor 500/425/SJ tentang Penggunaan Belanja Tak Terduga dalam rangka pengendalian inflasi, dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 134/2022 yang mewajibkan pemerintah daerah untuk menyalurkan dua persen dari Dana Transfer Umum (DTU) untuk menangani inflasi.
Ema mengatakan bantuan sosial itu bakal disalurkan dalam tiga bulan ke depan, yakni pada Oktober, November dan Desember 2022. Jika merujuk pada PMK Nomor 134/2022, dari total DTU Pemkot Bandung yang mencapai Rp 464 miliar, maka anggaran yang bakal digelontorkan untuk bantuan sekitar Rp 9,2 miliar.
"Kita sesuaikan alokasinya sebesar dua persen, jadi anggarannya itu Rp 9.291.806.165," kata Ema.
(sud/iqk)