Warga Bandung Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Saat Riuh BBM Naik

Warga Bandung Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Saat Riuh BBM Naik

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 08 Sep 2022 07:00 WIB
Mesin pengubah sampah menjadi bahan bakar ala warga Bojongsoang, Bandung
Warga Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Di tengah ramai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) warga Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar.

Pantauan detikJabar di lokasi, warga memilah sampah jenis plastik untuk dimasukkan ke dalam mesin pengolah sampah. Hasil dari pembakaran tersebut langsung menghasilkan bahan bakar yang mengalir ke dalam sebuah wadah.

Penggagas mesin pengolah sampah, Sahrum Umar Jaya atau dikenal disapa Heru, mengatakan pihaknya telah berkecimpung dalam bidang pembakaran sampah sejak 1991 lalu. Kemudian pada tahun 2019 langsung mengeluarkan mesin pengolah sampah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2019 saya mulai merasa penting untuk mengeluarkan sebuah produk, karena tahun-tahun sebelumnya produk kita sudah dipakai di beberapa tempat seperti Desa Maruyung itu juga dari kita. Produk kita yang dulu itu cuma bisa membakar saja, tanpa menghasilkan produk yang lain tambahan," ujar Heru, saat ditemui detikJabar, Rabu (7/9/2022).

Pihaknya menjelaskan dengan adanya mesin tersebut bisa menghasilkan bahan bakar. Kemudian, menurutnya mesin tersebut tidak mencemari lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Produk kami ini tidak mencemari lingkungan, kita bisa lihat dari atas dengan ketinggian knalpot capai 12 Meter dan asapnya pun sangat minim sekali dan debunya juga sangat minim. Karena kita di belakang ada tempat parkir debu, jadi debu ke atas itu tidak akan ada," katanya.

Mesin pengubah sampah menjadi bahan bakar ala warga Bojongsoang, BandungMesin pengubah sampah menjadi bahan bakar ala warga Bojongsoang, Bandung Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Heru mengungkapkan sampah plastik yang dibakar pada mesin pengolah sampah tersebut berjenis PP (Polypropylene) dan PE (Polyethylene). Sehingga dari pembakaran teraebut bisa menghasilkan bahan bakar.

"Plastik PP itu kebanyakan menghasilkan Premium, kalau PE ada campuran untuk Solar," ujarnya.

Dia menyebutkan pembuatan mesin pengolah sampah tersebut terinpirasi dari sosial media Youtube. Setelah itu dirinya langsung memutuskan membuat meain tersebut.

"Awalnya kami lihat di YouTube terus baca-baca di beberapa buku juga. Ternyata ada keterangan bahwa plastik memiliki kandungan netanol. Jika diolah akan menghasilkan minyak tanah atau bensin dan solar," tuturnya.

"Dengan itu kami coba, karena biasanya itu menggunakan kompor, sesangkan kita punya fasilitas pembakaran yang akhirnya kita modifikasi dan manfaatkan panasnya menjadi alat penghasil bahan bakar, ini sekarang kita gak harus beli gas, tanpa harus beli oli bekas, jadi kita manfaatin produk kita juga," tambahnya.

Berawal dari Overload Sampah

Dalam pembuatan mesin pengolah tersebut dirinya bekerja sama dengan Pemerintah Desa Bojongsari. Sehingga pembuatan mesin tersebut bisa terealisasi.

Kepala Desa Bojongsari, Asep Sunandar menjelaskan adanya mesin tersebut adalah berawal dari permasalahan sampah di wilayahnya. Menurutnya persoalan sampah di wilayahnya telah melampaui batas.

"Ini berawal dari permasalahan sampah di desa Bojongsari yang mungkin overload. Ketika ada program TPS3R dan program tersebut hanya untuk 200 KK, ementara yang masuk ke TPS3R itu ada 700 KK, jadi overload di TPS3R," tegasnya.

Asep menyebutkan langsung berkolaborasi bersama dengan Heru dalam membuat mesin tersebut. Namun, pihaknya menginginkan mesin tersebut bisa menghasilkan bahan bakar.

"Kalau bisa dimunculkan untuk Bahan Bakar, yang akhirnya kita bersama-sama membuat incenerator yang sifatnya memproses sampah jenis plastik PE dan PP ketika dibakar atau dimasukan ke oven (suling) bisa menghasilkan Bahan Bakar," ucapnya.

Mesin pengubah sampah menjadi bahan bakar ala warga Bojongsoang, BandungMesin pengubah sampah menjadi bahan bakar ala warga Bojongsoang, Bandung Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Dia menambahkan bahan bakar tersebut masih memerlukan kajian dari pihak terkait. Sehingga, kata dia, bahan bakar tersebut bisa berguna.

"Untuk jenisnya Solar, Premium, atau minyak tanah itu harus ada kajian yang lebih lanjut oleh tim yang berkopeten di bidangnya," kata Asep.

Dia menambahkan hasil bahan bakar dari pembakaran tersebut tergantung dari bahan plastik yang dimasukan ke mesin tersebut.

"Kalau untuk hasil bahan bakar yang didapatkan tergantung plastik yang dimasukan ke mesin oven, lalu perbandingan dari 10 kilo sampah plastik PE, bisa 8 kilo bahan bakar ada Premium, Solar, Minyak tanah," bebernya.

Asep berharap ke depannya pihak terkait bisa mendorong penemuan tersebut menjadi sebuah potensi. Sehingga, menurutnya di tengah riuh-riuh kenaikan bahan bakar bisa menggunakan hal tersebut.

"Ketika yang lain ribut dengan BBM, tapi kita di sini berhasil menemukan, ini kan sebuah potensi, ini kan bisa dikembangkan menjadi BBM yang berkelanjutan dari plastik, dari tanaman dan banyak lagi," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads