Jawa Barat bersiap untuk memasuki peralihan dari musim kemarau ke hujan. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada beberapa daerah di Jabar yang tidak mengalami musim kemarau di tahun 2022 ini.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari mengatakan daerah yang tidak mengalami kemarau di Jabar tahun 2022 ini berada di wilayah Tenggara.
Baca juga: BMKG: Musim Hujan Dimulai September di Jabar |
Indra menjelaskan, suatu daerah dikatakan memasuki musim kemarau saat curah hujan dalam 10 hari ada di bawah 50 milimeter (mm).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau suatu daerah itu didefinisikan masuk kemarau jika curah hujannya dalam 10 hari akumulasi itu di bawah 50 mm. Dan itu terjadi selama 3 kali 10 hari berturut-turut," kata Indra, Rabu (7/9/2022).
Melihat kriteria itu, Indra mengungkapkan jika wilayah Jabar Tenggara yang meliputi beberapa bagian daerah Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya dan Garut tidak mengalami kemarau lantaran curah hujannya di atas 50 mm.
"Jadi curah hujan selalu di atas 50 mm sehari, Ciamis bagian Barat, Pangandaran bagian Barat, Kota Tasikmalaya, sebagian besar Tasikmalaya dan Garut bagian tenggara yang sepanjang tahun 2022 tidak ada musim kemarau," ungkapnya.
Ia menuturkan penyebab daerah-daerah itu tidak mengalami kemarau lantaran adanya fenomena La Nina serta meningkatnya suhu air laut yang di atas rata-rata.
"Pengaruhnya juga ada lokal, topografi, distribusi darat laut. Daerah lain juga sebenarnya terpengaruh, tapi tidak seperti daerah tadi, hanya lebih pendek saja. Sedangkan Tenggara Jabar itu malah tidak ada kriteria kemarau itu," jelasnya.
Masih kata Indra, fenomena tanpa kemarau di daerah-daerah tersebut bukanlah hal yang aneh. Sebab tahun 2021 lalu di Sumatera juga terjadi hal serupa.
"Kondisi ini bukan sesuatu yang ganjil atau aneh tapi ketika kondisi dinamika global basah itu normal, tahun lalu di Sumatera juga tidak terjadi kemarau di beberapa daerah," tutup Indra.
(bba/mso)