Pakai Topeng Jokowi-Luhut, Mahasiswa Sukabumi Tolak Harga BBM Naik

Yuga Hassani, Siti Fatimah, Rifat Alhamidi - detikJabar
Senin, 05 Sep 2022 18:55 WIB
Demo tolak BBM di Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar).
Sukabumi -

Gejolak penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terjadi di Kota Sukabumi. Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan aksi unjuk rasa di bunderan Tugu Adipura.

Pantauan detikJabar di lokasi, aksi demo itu sudah berlangsung sekitar satu jam setengah. Mereka membawa berbagai macam atribut seperti spanduk, keranda dan topeng empat pejabat negara.

Terlihat, keempat topeng pejabat yang dipakai demonstran yaitu Presiden Jokow Widodo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kementerian Sosial Risma Tri dan Menko Marves Luhut Pandjaitan. Salah satu mahasiswa berpose dengan menunjukkan jari tengah saat menggunakan topeng Luhut.

Ada beberapa tuntutan mahasiswa di antaranya menolak kenaikan harga BBM subsidi hingga mendesak Presiden untuk membuka data konsumsi BBM subsidi.

"Kita tidak sepakat dengan kenaikan BBM subsidi tapi kita lebih menekankan kepada pemerintah agar bagaimana kenaikan BBM ini juga dibarengi dengan pembenahan di BPH Migas. Kenapa? Karena ibu Menteri Keuangan sendiri menyampaikan bahwa hari ini BBM subsidi tidak tepat sasaran artinya ada kesalahan dari pusat ke daerah atau dari hulu ke hilir, sudah jelas-jelas perannya BPH Migas," kata Ketua GMNI Sukabumi Raya Anggi Fauzi kepada awak media, Senin (5/9/2022).

Lebih lanjut, mereka menuntut kepada pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja BPH Migas. Mahasiswa menilai, BPH Migas tidak menjalankan fungsinya dengan baik dan tidak mampu memberikan BBM subsidi secara tepat sasaran.

"Kedua tuntutan kita mendesak KPK untuk bagaimana bisa memeriksa BPH Migas terkait adanya indikasi penyelewengan penyaluran subsidi dari hulu ke hilir hingga tidak tepat sasaran," ujarnya.

"Kenaikan BBM ini jelas-jelas kami tidak sepakat karena setelah selesai pandemi masyarakat baru saja pulih namun dihadapkan dengan persoalan naiknya BBM subsidi. Ini jelas merugikan masyarakat dan tidak tepat sasaran karena di sini lagi-lagi yang jadi korban masyarakat kecil," sambungnya.

Terakhir, mereka menuntut terkait transparansi penggunaan BBM subsidi hingga disebut tidak tepat sasaran. "Kita minta Presiden membuka data secara rill bagaimana konsumsi BBM ini. Berapa masyarakat miskin yang menikmati BBM agar kita tahu penyelewangannya berapa persen," tutupnya.

Hingga pukul 17.49 WIB aksi mahasiswa masih berlangsung. Cuaca sempat turun hujan namun pengunjuk rasa tetap melanjutkan aksi demonstrasi tersebut. Beberapa kali mahasiswa juga membakar ban sebagai bentuk protes kepada pemerintah.




(mso/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork