Mahasiswa dan aktivis di Kabupaten Cianjur protes kenaikan harga BBM yang mendadak dengan selisih yang besar dengan harga sebelumnya. Pasalnya kenaikan tersebut dinilai akan menyengsarakan masyarakat.
Sekadar diketahui, harga BBM untuk jenis Pertalite mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya Rp 7.650 per liter kini menjadi Rp 10.000 dan jenis Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14000 per liter.
Ketua DPD Prabhu Indonesia Jaya Hendra Malik mengatakan bahwa dengan tetap dinaikannya harga BBM subsidi oleh pemerintah, dinilai negeri ini sudah parah. Sebab kebijakan itu akan berimbas pada kenaikan harga sembako, transportasi, hingga operasional semua perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus bagaimana dengan nasib rakyat kecil, pasti terkena imbas. Karena perlu diingat, bukan hanya BBM yang naik, tapi sembako dan kebutuhan kain akan ikut naik," kata dia, Minggu (4/9/2022).
Menurut dia, pemerintah seharusnya mengerti jika masyarakat kecil sekarang ini baru memulai lagi berangsur bangkit pasca di hajar pandemi COVID-19.
"Oleh karenanya saya meminta pemerintah agar mempertimbangkan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Mempertimbangkan lagi agar BBM dikembalikan ke harga awal," tegas dia.
Di sisi lain, Mahasiswa Universitas Suryakancana Cianjur Agus Rama Tunggaraga, mengatakan dengan menaikan harga BBM, pemerintah tidak pro rakyat bahkan tergolong menyengsarakan.
"Kami sangat menyayangkan dan menolak kebijakan kenaikan BBM ini. Akan berdampak sangat besar pada masyarakat," kata dia.
Dia mengatakan mahasiswa Cianjur akan menggelar aksi memprotes kenaikan BBM. Bahkan mahasiswa juga sudah membuat petisi yang ditandatangani masyarakat Cianjur.
"Kita sudah kumpulkan tandatangan dari masyarakat sebagai petisi. Nanti akan kami bawa dan sampaikan saat demo. Rencananya besok kita gelar aksi unjuk rasa," pungkasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Ciamis, meski keberatan, namun sejumlah warga tidak ambil pusing dengan naiknya BBM. Banyak di antara mereka yang pasrah.
Seperti beberapa penuturan pengendara yang ditemui di SPBU Nagrak Ciamis. Banyak dari mereka pasrah dan menerima mengisi BBM dengan harga baru yang lebih mahal. Kondisi SPBU pun pada Minggu (4/9/2022) terpantau normal seperti biasa.
Suci, seorang pengendara motor, menyebut kenaikan harga Pertalite sedikitnya menambah beban pengeluaran. Namun terlepas dari harga yang mahal, menurut Suci berapapun pasti akan membeli BBM untuk sepeda motornya.
"Berapapun pasti beli karena kan kalau nggak ada bensin motor nggak bisa jalan. Yang paling penting ada buat belinya," ungkapnya.
Menurut Suci, kenaikan harga BBM tidak hanya terjadi kali ini saja. Dari dulu Suci mengaku biasa mengisi BBM Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu.
"Kalau beli biasa Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu, yang beda hanya liternya saja yang berkurang. 10 ribu biasanya dapat 1 liter lebih, kalau sekarang pas 1 liter. Paling kalau habis tinggal ngisi lagi," jelasnya.
Sementara itu, Sadikman, seorang sopir angkot, mengaku kenaikan harga BBM tersebut dirasa cukup berat. Terlebih saat ini pengguna angkot tidak seramai dahulu. Sehingga pendapatan pun terus berkurang.
Meski demikian, Sadikman meminta supaya ketersediaan dan pembelian BBM tidak dibikin sulit. Bagaimanapun setiap kendaraan memerlukan BBM meski harganya saat ini cukup mahal.
"Kalau disebut berat ya memang berat. Tapi yang paling penting ketersediaan BBM ada jangan dibikin ribet. Para penumpang juga diharapkan pengertiannya dengan kenaikan BBM ini," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Ciamis Achmad Yani menyebut saat ini belum ada penyesuaian harga tarif angkutan. Dishub Ciamis masih mengkaji dengan pengurus Organda. Pantauan di lapangan, angkutan pun belum ada penyesuaian tarif.
"Kita masih kaji dan diskusikan dulu dengan Organda untuk penyesuaian tarif angkutan," ungkapnya.
(orb/orb)