Seorang pria nekat menodongkan pistol kepada Wakil Presiden Argentina Cristina Kirchner. Pria itu langsung diamankan usai melakukan aksinya.
Dikutip dari detikNews yang melansir AFP dan Reuters, Jumat (2/9/202), insiden itu terjadi di pintu masuk kediaman sang wakil presiden di Buenos Aires, Kamis (1/9/2022) waktu setempat.
Saat itu, ratusan demonstran berkumpul di luar rumah Kirchner selama beberapa hari terakhir, untuk mendukung wanita yang tengah terjerat kasus korupsi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah saluran televisi lokal Argentina menayangkan rekaman saat seorang pria menodongkan pistol ke arah kepala Kirchner dari jarak dekat. Ketika itu Kirchner sedang keluar dari mobil yang membawanya pulang ke rumahnya.
Juru bicara kepolisian setempat menuturkan kepada Reuters bahwa seorang pria bersenjata telah ditangkap di dekat kediaman Kirchner, yang juga mantan Presiden Argentina ini.
"Sebuah senjata ditemukan beberapa meter dari lokasi kejadian," sebut juru bicara kepolisian setempat.
Identitasnya pelaku tidak diungkapkan ke publik. Namun juru bicara kepolisian setempat menyebut pelaku kemungkinan berasal dari Brasil.
Motif di balik penodongan senjata api ini belum diketahui secara jelas.
Menteri Keamanan Argentina Anibal Fernandez mengatakan personel polisi forensik sekarang akan menganalisis sidik jari pada pistol itu untuk mendapatkan lebih banyak informasi.
Secara terpisah, Menteri Perekonomian Argentina Sergio Massa menyebut insiden itu sebagai 'percobaan pembunuhan'.
"Ketika kebencian dan kekerasan menang atas perdebatan, masyarakat hancur dan situasi seperti ini muncul: percobaan pembunuhan," sebutnya dalam pernyataan via Twitter.
Kirchner yang menjabat sebagai Wapres Argentina selama dua periode antara tahun 2007-2015 ini, terancam hukuman 12 tahun penjara dan larangan untuk berpolitik seumur hidup. Namun dia juga menjabat Presiden Senat Argentina dan menikmati kekebalan parlementer.
Jika nantinya dinyatakan terbukti bersalah, vonis kemungkinan akan dijatuhkan pada akhir tahun, Kirchner tidak akan mendekam di penjara kecuali vonisnya diratifikasi oleh Mahkamah Agung atau dia kehilangan kursinya di Senat dalam pemilu Argentina pada akhir tahun 2023 mendatang.
(mso/mso)










































