Belasan ikan dewa yang mati mendadak di Objek Wisata Cibulan, Kuningan bakal diteliti lebih lanjut. Sampel ikan yang mati itu akan dibawa ke Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan (BKIPM) di Cirebon, Jawa Barat.
"Saat ini sudah dikirimkan sampel ikan yang mati ke BKIPM Cirebon untuk diuji lebih lanjut dan belum ada informasi hasil pengujiannya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Hermansyah, Kamis (1/9/2022).
Hermansyah menjelaskan, dari informasi yang ia terima, ada sekitar 20 ikan dewa yang mati mendadak. Ada beberapa dugaan terhadap kematian ikan dewa tersebut, mulai dari terjadinya fluktuasi parameter air yang mendadak, pemberian makanan oleh pengunjung, hingga zat tertentu lainnya yang ada dalam air pada saat terjadi kematian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat dicek ke lokasi oleh tim dari Dinas Perikanan Kabupaten Kuningan, parameter kuaitas air memenuhi syarat untuk budidaya," pungkasnya.
Sebelumnya, warga Kabupaten Kuningan dibuat heboh dengan matinya ikan dewa yang ada di objek Wisata Cibulan, Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana. Tidak hanya satu, ikan dewa yang mati mendadak tersebut jumlahnya banyak.
Video dan foto yang menunjukkan matinya ikan-ikan dewa tersebut beredar di sosial media, salah satunya di grup facebook 'Maniskidul' yang diunggah oleh akun CW.
Dilihat detikJabar pada Rabu (31/8/2022), dalam video itu terlihat ikan dewa berukuran besar telah mati dan tampak masih berada di dalam air. Ada juga ikan yang sudah diangkat dan dijejerkan di atas tanah.
Selain itu, ada juga orang yang terlihat sedang menguburkan ikan dewa itu. Ikan dewa tersebut dikuburkan dengan diselimuti kain putih dan diazani layaknya manusia.
Soal penguburan ikan dewa yang mati ini, pernah dibahas oleh salah satu pengelola objek wisata Cibulan, Maman Suherman (50). Maman menyebut, proses penguburannya pun layaknya seperti manusia, ikan ini akan dibungkus dengan kain kafan.
Namun, berbeda dengan manusia jika dikuburkan ikan dewa itu tidak 'disekar' ataupun diberi doa.
"Udah tradisi dari dulu itu, diangkat dan dikubur lalu di kain kafanin. Enggak ada kalau ritual khusus mah, hanya itu saja," katanya.
(ral/yum)