Keberadaan komplek pusat pengembangan industri kerajinan di Jalan Letjen Mashudi Kota Tasikmalaya belum dimanfaatkan secara optimal. Bahkan banyak warga dan pelaku usaha yang belum mengetahui sarana tersebut.
"Ya memang dapat dikatakan belum maksimal, tapi sekarang sudah mulai bergeliat. Mulai ramai," kata Kepala Dinas Perindustrian Disperindag Kota Tasikmalaya Sulastri Ningsih, Rabu (31/8/2022).
Dia mengatakan fasilitas komplek yang memiliki 6 lokal bangunan itu baru selesai dibangun pada 2021 lalu atau sedang dalam masa pandemi COVID-19. "Pas selesai dibangun kan sedang pandemi, jadi memang terkendala. Nah sekarang pandemi sudah reda, kita manfaatkan," kata Sulastri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjadikan komplek ini untuk menerima kunjungan dari luar daerah. "Kalau ada kunjungan dari luar daerah, kita arahkan ke sini. Diterima di sini sehingga bisa ramai," kata Sulastri.
Dia memaparkan lokasi pusat pengembangan industri kerajinan ini memiliki fasilitas yang lengkap, selain dua gedung showroom juga ada aula, gedung workshop, klinik bisnis dan lainnya.
"Semua produk unggulan Kota Tasik semuanya ada di sini. Mulai dari kerajinan mendong, batik, bordir, kelom geulis, payung geulis dan olahan makanan," kata Sulastri.
Dia juga mengupayakan agar setiap hari ada kegiatan di komplek ini, terutama kegiatan transaksi produk-produk UMKM. "Tentu kami juga meminta dukungan masyarakat agar pusat pengembangan ini bisa dimanfaatkan dan bermanfaat. Fasilitas sudah bagus," kata Sulastri.
Bagi pelaku usaha yang sedang merintis, Sulastri juga menjelaskan di lokasi ini ada klinik bisnis yang bisa menjadi solusi atas kendala-kendala yang dihadapi para pelaku usaha. "Di klinik bisnis ini pelaku usaha yang menghadapi kendala bisa konsultasi. Entah itu perizinan, kemasan, strategi bisnis dan lainnya. Kami juga menyiagakan petugas di klinik bisnis ini," kata Sulastri.
Pantauan detikJabar, Rabu (31/8/2022) siang kegiatan bisnis di lokasi ini tergolong sepi. Kalau pun ada keramaian kendaraan di area parkir, itu merupakan peserta kegiatan dinas di aula.
Sementara di gerai promosi tampak lengang. Hanya beberapa gerai saja yang tampak ada pedagang yang beraktivitas.
"Sementara kalau di sini lebih kepada promosi, pengenalan produk saja. Kalau penjualan masih minim, karena pengunjungnya juga terbatas," kata Yani.
Yani merupakan pelaku UMKM yang membuat produk kuliner olahan. "Saya jual makanan ringan, opak coklat,' kata Yani.
Yani mengaku mengapresiasi langkah pemerintah yang memberi kesempatan kepada dirinya untuk menggelar produknya di lokasi tersebut. "Alhamdulillah dukungan pemerintah ada, bisa gelar produk di sini juga kan sebuah dukungan. Semoga saja, pusat kerajinan ini semakin ramai," kata Yani.
(mso/mso)