Bayang-bayang HIV/AIDS Hantui Anak-anak Bandung

Muhammad Fadhil Raihan - detikJabar
Senin, 29 Agu 2022 11:10 WIB
Ilustrasi HIV jangkiti anak-anak (Foto: Ulet Ifansasti/Getty Images)
Bandung -

HIV/AIDS merupakan virus mematikan yang tidak pandang bulu pada siapapun. Baik orang tua, remaja, maupun anak-anak di bawah umur yang belum tahu menahu soal virus ini.

Seorang anak yang positif HIV/AIDS biasanya terpapar dari orang tuanya yang juga termasuk ke dalam orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Maka dari itu, proses pengobatan anak pun masih berada dalam tanggung jawab orang tua. Namun, bagaimana jika anak yang positif HIV/AIDS ditinggal terlebih dahulu oleh orang tuanya?

Tia (39), seorang pendamping ODHA dari Female Plus menceritakan kisahnya yang sempat beberapa kali mendampingi anak positif HIV/AIDS yang ditinggal orang tuanya. Tia sendiri merupakan ODHA sejak tahun 2018 yang terpapar dari suaminya yang mana termasuk ke dalam pengguna napza suntik (Penasun).

"Pernah dampingi anak, mulai dari usia 2, 4, 7, 11, dan 18 tahun," ujar Tia yang ditemui di Female Plus, Jalan Awigombong No. 19, Bandung, belum lama ini.

Tia menceritakan kesulitannya saat mendampingi anak positif HIV/AIDS yang ditinggal orang tuanya. Setelah ditinggal orang tuanya, ada beberapa anak yang tidak diurus oleh keluarga lainnya. Akibatnya, ada beberapa anak positif HIV/AIDS yang bernasib tragis.

"Ada yang diurus ada yang nggak (Anak HIV/AIDS). Kalo pun diurus minum obatnya nggak bener. Ada beberapa kasus yang sampe lewat (meninggal) juga, karena pemberian obat yang ngasal. Padahal edukasi kita udah semaksimal mungkin, tapi rata-rata emang yang ditinggalkan orang tua itu pengobatannya nggak konsisten dan nggak efektif," ucap Tia yang sudah aktif menjadi pendamping ODHA selama tiga tahun.

Tia juga menceritakan kesulitan lain mendampingi anak positif HIV/AIDS adalah pada persoalan ekonomi. Setelah ditinggal orang tuanya, maka tanggung jawab merawat anak tersebut dialihkan pada keluarga lainnya yang mana terkadang kesulitan dalam membiayai pengobatan.

"Macam-macam (ODHA yang kurang secara ekonomi). Anak yang terdampak dari orang tua yang meninggal juga dia, kasihan kalau misalkan tahu-tahu anaknya positif, orang tuanya meninggal, yang urus kakek dan neneknya," jelas Tia.

Terkait hal tersebut, Tia juga menjelaskan bahwa pihak pemerintah belum memberikan perhatian khusus pada kasus anak positif HIV/AIDS yang ditinggal orang tuanya. Mengingat bahwa pengobatan HIV/AIDS harus dilakukan seumur hidup, maka seorang anak yang positif HIV/AIDS sangat memerlukan bantuan.

"Perhatian pemerintah (terhadap anak HIV/AIDS) belum ada. Bantuannya hanya dari BPJS aja, terus misalkan dari KPA (Komisi Penanggulangan HIV/AIDS) bantuannya suka ada, tapi seadanya aja. Dari pihak lain juga ada, tapi tidak fix per bulan. Anak ini perlu bantuan banget jadi harus perbulan dibantu," ucap Tia.

Selanjutnya Sumber Paparan HIV/AIDS




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork