Pemprov Jabar berencana mengembangkan sektor pariwisata Jabar Selatan dengan melibatkan masyarakat. Skemanya dengan permodalan dari perbankan dan pengelolaannya melalui BUMDes.
Hal itu dikatakan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat (Disparbud Jabar) Benny Bachtiar saat menghadiri Cycling de Jabar 2022 di Pantai Palangpang, Kabupaten Sukabumi.
"Kenapa demikian? Karena, tadi, lahan-lahan yang ada di sepanjang Jabar Selatan kebanyakan ini adalah lahan-lahan milik masyarakat," kata Benny. "Daripada itu dijual kepada investor, lebih baik dikerjasamakan melalui BUMDes. Nanti BUMDes permodalannya dibantu dari bjb," ujar Benny dalam keterangan yang diterima detikJabar, Minggu (28/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, dari modal perbankan nanti, masyarakat melalui BUMDes bisa membangun beragam fasilitas pendukung objek wisata mulai dari camping ground hingga homestay.
"Dan masyarakat dengan pandemi kemarin ini mengajarkan bahwa wisata yang paling aman ini adalah wisata alam, itulah yang akan kami dorong," tuturnya.
Benny berharap, dengan konsep tersebut, masyarakat dapat menerima manfaat sekaligus memutarkan roda perekonomian di Jabar Selatan.
"Makanya juga kami bekerja sama dengan dinas-dinas terkait, yang diinisiasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang melibatkan 11 stakeholder, yang tujuannya untuk konsentrasi penuh kepada pembangunan Jabar Selatan yang seperti diharapkan oleh Pak Gubernur," katanya.
Ia optimistis, bila konsep pengembangan wisata dengan melibatkan masyarakat ini terwujud, Jabar Selatan akan ikut terdongkrak perkembangannya.
"Misal dari Bandung menuju Ciletuh ini 7 sampai 9 jam. Kalau hanya sekadar ke Ciletuh aja tidak worth it. Tapi, seandainya kalau mereka ini ke Ciletuh sampai 10-12 jam enggak apa-apa karena destinasi yang dikunjungi bisa 4 atau 5. Jadi artinya, untuk menarik, kita perlu cukup bangun destinasi-destinasi unggulan yang ada di masing-masing kabupaten di Jabar Selatan," ucapnya.
"Contoh sekarang di Cianjur ada yang namanya Karang Potong, Santorini-nya di Indonesia, di situ kan bisa kita buat berbagai aktivitas," katanya.
Benny juga memaparkan, 5A yang menjadi persyaratan destinasi wisata yang ideal. Adapun 5A tersebut yakni aksesibilitas, aktivitas, atraksi, akomodasi, dan amenitas.
"Kalau kita belajar dari Bali maupun Lombok yang laku, itu adalah homestay-homestay di Ubud yang khas, yang nanti kita akan coba sesuai pesan Pak Gubernur, coba buat Bali kedua di Jabar Selatan ini. Karena dari mulai pantai dan gunungnya ini ada," ucapnya.
"Itu PR besar yang harus kami lakukan di Disparbud Jabar. Ini berdasarkan instruksi dari Pak Gubernur," ujarnya.
(yum/yum)