Merekam Keceriaan di Antara 'Kursi 7-5' Angkot Bandung

Merekam Keceriaan di Antara 'Kursi 7-5' Angkot Bandung

Cornelis Jonathan Sopamena - detikJabar
Senin, 29 Agu 2022 06:30 WIB
Mobil angkot trayek Stasiun Hall-Gunung Batu.
Mobil angkot trayek Stasiun Hall-Gunung Batu. (Foto: Cornelis Jonathan Sopamena)
Bandung -

Matahari terik pukul 11 siang saat itu perlahan sembunyi di balik awan kelabu yang menggantung di langit. Puluhan anak sekolah pun mulai berjejer di tepi jalan, menanti angkutan umum yang dapat membawa mereka pergi ke tempat tujuannya.

Satu demi satu murid itu naik dan duduk manis dalam angkutan kota atau angkot yang melintasi Jalan Kebon Jati, Kota Bandung. Beberapa anak sekolah pun masih berdiri dengan sabar menunggu jurusan angkot yang hendak ditumpangi.

detikJabar pun berada di angkot yang sama dengan mereka, tepatnya di angkot trayek Stasiun Hall-Gunung Batu dengan nomor 14. Angkot dengan trayek tersebut merupakan salah satu dari tiga trayek yang bernaung di bawah Koperasi Angkutan Masyarakat (Kopamas).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantunan musik Sunda dari sistem audio mobil menemani sang supir, Aep (51) yang tengah berkeliling mencari penumpang yang membutuhkan jasanya. Saat itu, angkot dengan ciri khas warna biru muda dan garis berwarna jingga memanjang itu baru diisi satu penumpang, seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengenakan seragam putih-abu dibalut baju hangat berwarna hitam.

Aep yang mengenakan jaket bermotif kamuflase hijau-hitam ala tentara itu menyetir dengan santai menuju stasiun Gunung Batu. Namun, ia tetap mengikuti kecepatan rata-rata lalu lintas, sekitar 20 km/jam hingga 40 km/jam, agar tidak membuat kemacetan.

ADVERTISEMENT

"Tuit, tuit," begitu bunyi klakson angkot itu yang ia bunyikan sesekali sembari mengacungkan jari telunjuknya pada warga di tepi jalan, menandakan dirinya tengah menawarkan orang itu untuk naik ke angkotnya.

Mobil angkot trayek Stasiun Hall-Gunung Batu.Mobil angkot trayek Stasiun Hall-Gunung Batu. Foto: Cornelis Jonathan Sopamena

Senyum tipis pun terbentuk di tepi wajahnya ketika angkotnya seketika dinaiki tujuh murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) di dekat sebuah hotel bintang 4 di Jalan Cihampelas.

Dengan semangat, dirinya menyahut, "Yuk, Gunung Batu, yuk." Tidak lama kemudian, seorang gadis SMP masuk dan mengisi bangku 7-5 di dalam angkot itu. Angka 7-5 menunjukkan jumlah penumpang di kursi untuk 7 penumpang di sebelah kanan angkot, dan kursi untuk lima orang di sebelah kiri angkot.

Seketika, suasana di angkot pun menjadi ramai. Gelak tawa dan canda gurau memenuhi seisi angkot yang mayoritas tengah dihuni siswa SMP itu. Setelah angkot melaju, mereka pun sempat bercanda dengan kawan sekolahnya yang masih menunggu angkot jurusan lainnya.

Kompak, seregu murid SMP itu juga serentak turun di Jalan Dr. Djunjunan, tidak jauh dari berbagai toko oleh-oleh yang terletak di bawah tempat Penyebrangan Jalan Orang (PJO). Setelah seluruh siswa itu membayar angkot, seorang siswa SMA dengan jaket tudung berwarna biru duduk di balik sang sopir

Di tengah macetnya Jalan Dr. Djunjunan, angkot bernomor 14 ini terus bergerak sesuai dengan kecepatan lalu lintas saat itu. Dengan cekatan, supir angkot terus menerus celingak-celinguk. Siapa tahu, ada orang yang mau naik ke angkotnya.

Sesampainya di stasiun Gunung Batu, Aep pun mengistirahatkan sejenak mobil angkotnya dan bergegas ke masjid tak jauh dari situ untuk menunaikan ibadah Salat Jumat.

(yum/yum)


Hide Ads