Sumur Bor Keluarkan Gas Mudah Terbakar, Ini Kata DLH Tasikmalaya

Sumur Bor Keluarkan Gas Mudah Terbakar, Ini Kata DLH Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 26 Agu 2022 23:31 WIB
Lokasi penemuan gas di lokasi galian sumur bor.
Lokasi penemuan sumur keluarkan gas di Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar).
Tasikmalaya -

Galian sumur bor yang mengeluarkan gas mudah terbakar di Kampung Rancabango Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya masih menyisakan tanda tanya. Warga masih kebingungan langkah apa yang harus diambil terkait kejadian ini.

Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya mengakui belum melakukan penelitian atau peninjauan ke lokasi.

"Saya baru menerima laporan tadi sekitar jam 2 siang, saya belum ke lapangan. Secepatnya nanti kami ke lapangan," kata Kepala Bidang Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya Aneu Susana, Jumat (26/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian dia menegaskan agar di sekitar lokasi kejadian jangan dulu ada kegiatan atau harus disterilkan dari aktivitas warga. "Imbauannya jangan dulu ada kegiatan," kata Aneu.

Selain itu juga menambahkan agar masyarakat atau pemilik rumah jangan dulu mengonsumsi air dari sumur bor tersebut. Karena dikhawatirkan mengandung zat berbahaya.

ADVERTISEMENT

"Airnya jangan dikonsumsi dulu," kata Aneu.

Pantauan detikJabar, gas yang keluar dari lubang dengan diameter sekitar 15 sentimeter relatif beraroma menyengat. Sedikit bau belerang namun lebih tercium aroma seperti septictank.

Ketika debit air penuh, suara gemuruh atau ngorok dari lubang itu berkurang. Kemudian aroma gas pun berkurang.

Tapi ketika debit air disedot pompa, suara gemuruh mirip air mendidih semakin terdengar nyaring. Bau gas pun semakin kuat.

Kontur tanah di sekitar lubang pun relatif biasa saja atau tampak rata. Tidak ada permukaan tanah yang menggelembung yang bisa menjadi penanda kuatnya tekanan gas di bawah tanah.

"Di kampung Rancabogo, baru rumah ini yang mengambil air tanah dengan cara sumur bor. Hampir semuanya sumur gali, kedalaman 2 atau 3 meter juga sudah dapat air bersih. Nah kenapa ini sumur bor, karena sumur galinya berbau, cipeureu kalau kata orang Sunda mah," kata Ade Suryana warga setempat.

Perkampungan ini terletak sekitar 6 kilometer dari gunungGalunggung, gunung berapi aktif yang ada diTasikmalaya. "Ke kawahGalunggung dekat dari sini, tak tahu ada hubungannya atau tidak denganGalunggung," kataAde.

Warga Minta Ada Kajian

Sementara itu, warga Kampung Rancabango meminta pihak terkait meneliti soal fenomena alam yang terjadi di kampungnya.

"Harapan kami bisa diteliti oleh ahlinya, masyarakat sampai takut sih tidak, tapi perlu kejelasan ini harus bagaimana?" kata Ade Suryana (50), warga sekaligus saksi kejadian itu, Jumat (26/8/2022) petang.

Warga bingung apakah lubang galian sumur bor berdiameter sekitar 15 sentimeter itu sebaiknya ditutup atau dibiarkan terbuka sampai gasnya habis.

"Sampai sore ini yang datang ke sini baru dari Polsek, Desa sama Kecamatan. Yang dari Dinas Lingkungan Hidup atau orang ahli belum ada," kata Ade.

Ade mengatakan pengeboran sumur di pekarangan rumah milik Irfan Bahrul itu sebenarnya sudah dilakukan sejak sepekan lalu. Bahkan sejak itu sudah terdengar suara gemuruh mirip gelembung-gelembung air.

"Pas baru digali seminggu lalu juga sudah terdengar "ngorok". Air juga belum digunakan karena keruh dan "cipeureu" (berbau). Nah tadi itu mau diperdalam," kata Ade.

Namun belum sempat diperdalam, si empunya rumah penasaran dengan gas yang keluar dari lubang sedalam 7,5 meter itu. "Karena penasaran, dicoba dibakar. Ternyata apinya besar," kata Ade.

Ketika itu api sulit dipadamkan. Disiram dan dibekap kain basah pun tak padam. "Susah padamnya. Disiram seember air terus pake lap basah, tetap nyala," kata Ade.

Api baru padam setelah penyedotan air dihentikan. Sehingga debit air di lubang itu penuh.

"Padamnya dengan cara mematikan pompa. Jadi air di lubang itu penuh, sehingga gasnya tidak terlalu banyak dan suara ngoroknya hilang," kata Ade.

Beberapa warga yang sengaja datang sempat ingin mencoba menyulut kembali mulut lubang sumur bor tersebut. Tapi warga setempat menolaknya.

"Janganlah, amanat pak polisi jangan disulut lagi. Itu kan dipasang garis polisi," kata Ade.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads