Kenaikan harga telur ayam salah satunya karena naiknya harga pakan. Hal itu menyulitkan para peternak karena untung yang mereka dapatkan di tengah naiknya harga telur ayam justru makin tipis.
Agus Sopian (60), peternak ayam petelur di Kampung Sukamanah, RT 03/01, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengatakan kenaikan harga pakan ayam terjadi sejak beberapa pekan belakangan.
"Sekarang harga pakan ayam naik jadi Rp 7.800 per kilogram atau sekarung Rp 390 ribu. Awalnya itu hanya Rp 4 ribu per kilogram atau sekitar Rp 310 ribu per karung," ujar Agus kepada wartawan, Jumat (26/8/2022).
Mahalnya harga pakan ayam juga membuatnya terpaksa menaikkan harga telur ayam dari tingkat peternak. Untuk saat ini harga telur ayam di tingkat peternak ini sudah menyentuh Rp 28 ribu hingga Rp 29 ribu per kilogram.
Ia mengatakan, kenaikan harga telur ayam itu sudah terjadi secara bertahap sejak Mei 2022. Kenaikan harga telur ayam tersebut berdasarkan kesepakatan bersama dengan peternak di daerah lain.
"Sekarang saya jual Rp 28 sampai 29 ribu per kilogram, mengikuti daerah lain. Harga pakan memang terus naik sejak lebaran," ujar Agus.
Padahal sebelumnya ia sempat bertahan dengan harga jual normal. Tetapi kondisi itu menyebabkannya terus merugi hingga terpaksa menjual 200 ekor ayamnya agar biaya operasional tidak membengkak.
"Akhirnya saya jual 200 ekor supaya pengeluarannya tidak terlalu besar dan sepakat buat naikin harga. Kalau nggak seperti itu pasti nombok terus," tutur Agus.
Dalam satu hari, Agus membutuhkan 50 kilogram pakan untuk 400 ekor ayam, namun dari ratusan ekor ayam tersebut, telur yang dihasilkan hanya sekitar 15 kilogram setiap harinya, sehingga kondisi tersebut tidak bisa menutupi pengeluaran untuk membeli pakan.
"Dari 400 ekor, hanya sekitar 80 persen yang aktif bertelur setiap harinya. Hasilnya sekitar 15 kilogram dalam sehari, paling di jual di sekitar sini," kata Agus. (iqk/iqk)