Jalur alternatif penghubung Cikidang dari ruas utama Bogor-Sukabumi dikenal sebagai jalur ekstrim. Pasalnya, meski jalannya mulus, jalur ini memiliki sejumlah tanjakan dan kelokan yang curam.
Saat melintasi jalur tersebut, para pengendara bakal disuguhkan pemandangan yang cukup menarik. Akan tetapi, saat malam hari para pengendara perlu berhati-hati karena minimnya penerangan.
Catatan detikJabar, beberapa kali terjadi kecelakaan lalu lintas di ruas jalan ini. Sejumlah kendaraan besar seperti bus dan truk mengalami kecelakaan karena tak kuat menanjak hingga terlempar keluar jalur dan berakhir dengan masuk jurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini di titik rawan sudah terpasang Roller Barrier. Alat tersebut dipasang tepat di tanjakan letter S Kampung Bantarselang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi sejak 2018 silam. Selain itu, kini banyak lampu hingga papan peringatan di jalur tersebut.
"Kalau siang mungkin lewat jalur Cikidang tidak masalah, tapi kalau malam dan kondisi badan kurang fit saya sarankan jangan coba-coba melintasi jalur itu. Kondisinya yang gelap, kadang membuat pandangan kurang awas ketika melintasi tanjakan dan tikungan tajam," kata Dedy Heryadi, warga Palabuhanratu yang sering pulang pergi menggunakan jalur alternatif Cikidang ketika melakukan perjalanan ke Bogor, Rabu (24/8/2022).
Ada beberapa tanjakan yang dikenal curam, salah satunya adalah tanjakan curam Letter S yang dilintasi dari arah Palabuhanratu menuju ruas utama Bogor-Sukabumi. Ketika musim libur, tidak sedikit kendaraan yang mogok karena tidak kuat menanjak.
"Biasanya ada warga lokal yang sigap membantu kadang ada juga petugas kepolisian di lokasi itu. Selain Letter S Cikidang ada juga tanjakan perwira dan Cisarakan yang juga dikenal ekstrim tanjakannya," ungkap Dedy.
Selain kondisi jalan ekstrim, rimbunan pohon besar di sepanjang jalur lintasan itu juga kerap mengancam pengendara yang melintas. Satu nyawa melayang karena kendaraannya tertimpa pohon pada awal tahun 2022, disusul beberapa kasus pohon tumbang melintang jalan.
"Kejadian Februari kemarin, satu orang penumpang meninggal karena mobilnya tertimpa pohon, kemudian satu bulan yang lalu ada lagi pohon tumbang melintang jalan. Harapan kami semoga pihak yang terkait bisa secara rutin melakukan penebangan pohon yang sudah tua, karena ketika hujan dan angin kencang pasti ada saja kejadian pohon yang tumbang," kata Ilham Nugraha, salah seorang pengendara saat ditemui detikJabar di kawasan Cikidang.
Soal kondisi jalan alternatif Cikidang yang ekstrim juga dibenarkan Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Sukabumi Ipda M Yanuar Fajar. Dia mengatakan jalur alternatif Cikidang masuk kategori jalur ekstrim.
"Itu kategori-nya masuk jalur ekstrim dengan banyaknya tanjakan, turunan, tikungan tajam. Imbauannya ketika akan melintasi jalur itu kondisi pengemudi, kondisi kendaraan harus prima," kata Fajar.
Menurut Fajar, sebenarnya ada aturan yang tidak memperbolehkan kendaraan berat seperti bus dan truk untuk melintasi jalur tersebut.
"Kemudian kendaraan berat seperti bus, truk, karena sudah ada aturan untuk kendaraan bus 3/4 ke atas tidak boleh melintas ke situ. Terutama sekarang karena cuaca tidak menentu, angin, lalu curah hujan tinggi, kita antisipasi kerawanan tanah longsor, pohon tumbang mendingan break dulu perjalanan istirahat. Kalau cuaca cerah baru lanjutkan perjalanan," ucapnya.
"Kemudian soal penerangan itu kan kategori jalan provinsi, kami dari pihak Polres sudah berkoordinasi dengan PUPR propinsi, PUPR nasional salah satunya untuk melengkapi fasilitas sarana pendukung jalan agar penerangan ditambah," sambung dia.
(sya/mso)