Demi membahagiakan sang buah hati, apapun akan dilakukan orang tua. Mereka akan bekerja keras agar anaknya mendapat kehidupan layak dan menggapai cita-cita setinggi langit.
Hal itulah yang dilakukan Sany Pratiwi (34), perempaun asal Batununggal, Kota Bandung. Sany rela menjadi pengemudi ojek online (ojol) untuk menafkahi ketiga anaknya.
Jalanan menjadi teman Sany sehari-hari. Tiap pagi, Sany keluar dari rumah untuk mencari orderan dan konsumen yang ingin diantar ke tempat tujuan. Hingga malam hari, ia tak menyerah mencari rupiah demi rupiah demi tiga anaknya di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikJabar, Sany mengaku menjadi pengemudi ojol sejak 2019. Ia tak munafik, jadi pengemudi ojol karena desakan kebutuhan ekonomi.
"Saya jadi driver dari 2019. Saya ke ojol karena ya memang butuh, kedua karena memang anak saya kan sudah pada besar, jadi banyak waktu luang. Daripada di rumah, kan mending saya pilih jadi driver ojek online aja," kata Sany, Rabu (24/8/2022).
Meski perempuan, Sany selalu berusaha menyingkirkan rasa lelah dalam menjalani profesinya itu. Ia selalu bersemangat menyambut hari demi hari hanya untuk membahagiakan anak-anaknya yang masih sekolah.
Suka dan duka tentu dialami Sany selama menjadi pengemudi ojol. Ia mengaku banyak momen yang dirasakan saat sedang mengantar maupun menunggu penumpang.
"Kesehariannya banyak suka-duka, ada enak-enggaknya. Kalau sukanya kalau dapat tips yang nggak disangka-sangka ya, terus banyak temen. Dukanya kadang dapat orderan yang nggak sesuai titik, tapi mau nggak mau harus tetep diselesaikan juga. Terus kalau misalnya malem ke daerah sepi, jauh, terus orangnya susah dihubungi," ungkapnya.
![]() |
Pengemudi ojol sendiri dulu identik dilakoni kaum laki-laki. Namun saat ini, tidak sedikit perempuan yang menekuni profesi tersebut.
Menurut Sany, hal itu bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab, baik laki-laki maupun perempuan, sama-sama memiliki jalan hidup dan pilihan masing-masing, termasuk memilih jadi pengemudi ojol.
Banyaknya pengemudi ojol perempuan menurutnya justru baik. Sebab kaum hawa kini bisa saling berinteraksi satu sama lain saat menemukan kendala di jalanan.
"Saya sebagai perempuan nggak pilih profesi yah. Karena memang ada yang memilih karena kebutuhan, ada yang memang senang di jalanan. Kalau saya senang banyak pengemudi perempuan, kalau ada apa-apa bisa saling bantu, bisa saling kordinasi," ungkapnya.
Berprofesi sebagai pengemudi ojol, Sany memperoleh penghasilan Rp 100-150 ribu setiap hari. Menurutnya jumlah itu turun drastis sejak masa pandemi COVID-19.
"Pendapatan perhari Rp 100-150 (ribu). Kemarin pandemi itu turun drastis ya, pendapatan turun, karena kan nggak ada layanan penumpang, cuma makanan. Sedangkan orang kan lagi kesulitan juga, boro-boro buat order makanan, jadi ngaruh ke kita,"ucap Sany.
"Sebelum pandemi itu masih ada bonus dan sebagainya sampai ke Rp 300 ribu per hari. Sekarang meski sudah lewat pandemi buat sampe Rp 200 ribu aja sulit," ujarnya menambahkan.
Antar Anak Sekolah Pakai Baju 'Dinas'
Setiap hari, Sany berangkat pukul 09.30 WIB dari rumahnya. Sebelum berangkat, ia lebih dulu menyiapkan segala kebutuhan bagi ketiga anaknya.
Ketiga anak Sany tak mempermasalahkan profesi sang ibu sebagai pengemudi ojol. Sany pun tak gengsi melakoni lakon hidupnya. Yang terpenting Sany, uang yang didapat berasal dari jerih payahnya dan halal.
Sany dan anak-anaknya pun tak malu. Bahkan, Sany terbiasa mengantar anak ke sekolah dengan baju 'dinas' sebagai pengemudi ojol. Respon sang anak ketika ditanya Sany pun bikin merinding.
"Saya pribadi kalau antar anak pakai pakaian Gojek, saya tanya ke anak saya 'gimana malu nggak punya ibu ojek online?'. Alhamdulillah mereka jawab nggak, yang penting kerjaan saya halal," ungkapnya.
Sementara di balik kesibukannya sebagai pengemudi ojol, Sany punya cita-cita yang sedang ia perjuangkan. Cita-cita itu ialah ingin beralih profesi dan membuka jasa rias pengantin.
"Ke depan saya nggak mungkin gini terus ya, rencana pengen alih profesi di bidang yang saya minati dan hobi yaitu untuk rias pengantin. Sempat sekolah karena memang terbentur biaya, jadi saya sambil ojol ngumpulin lagi buat sekolah," tutup Sany.