Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengecek secara langsung persiapan pendistribusian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang termasuk ke dalam program Temukan, Obati, Sayangi, balita Stunting (T.O.S.S) di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut. PMT merupakan salah satu upaya untuk menekan stunting yang saat ini berada pada angka 15,6% di Kabupaten Garut.
"Dan Alhamdulillah kita sekarang memberikan upaya-upaya penanggulangan dengan memberikan telur dan juga susu. Telur susu ini kita berikan untuk anak-anak kita yang di bawah 2 tahun, ada 8 ribu anak yang kita berikan telur dan susu selama 3 bulan," kata Helmi dalam keterangan tertulis, Senin (22/8/2022).
Ia mengatakan proses pendistribusian PMT untuk balita saat ini sudah berjalan di mana dalam kurun waktu 10 hari sekali setiap mobil ambulan datang ke Gudang Farmasi Dinkes Garut untuk membawa PMT. Serta anak usia dibawah 2 tahun akan mendapatkan telur dan susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan mari kita bergabung, karena ini perlu mendapatkan perhatian pula bagi anak-anak kita yang di atas dua tahun. Karena yang di atas dua tahun jumlahnya juga cukup banyak dan tentu memerlukan juga bantuan dari kita semua," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Garut dr. Maskut Farid menjelaskan pihaknya melakukan pengecekan untuk memastikan proses pendistribusian PMT dapat tepat sasaran.
"Nah, lalu puskesmas ini mengambil tiap 10 hari, karena telur itu kan busuk kalau kebanyakan, jadi setiap 10 hari disepakati puskesmas mengambil bahan yang sudah di pak dengan bagus untuk disesuaikan jumlah pasien yang di puskesmas, lalu puskesmas membagikan ke masyarakat," kata Maskut.
Ia menjelaskan anggaran pemberian PMT bagi balita stunting ini kurang lebih Rp 5,9 miliar, dikhususkan untuk balita di bawah usia dua tahun. Anggaran tersebut sudah bisa mencukupi pendistribusian PMT bagi 8 ribu balita stunting di bawah usia dua tahun.
"Sudah kita hitung, jadi susu dengan telur dengan hitungan gizi yang cukup yah udah kita hitung, dua itu udah cukup ya, untuk tiap hari diberikan dan kita juga udah hitung dari 8 ribu orang itu dengan jumlah yang ada ini akan mencukupi," jelasnya.
Adapun sistem penyaluran PMT ini dilakukan berdasarkan kondisi masing-masing puskesmas, dengan memastikan agar PMT dapat diterima dan dikonsumsi secara khusus oleh balita stunting.
"Jangan dikasihkan atau diambil tapi dimakan oleh orangtuanya, bapaknya, jadi bukan ke balitanya. Nah ini harus di cek betul kalau aman langsung dititipkan oleh orangtuanya boleh, tapi kalau tidak aman ya makannya di posyandu atau di tempat pemberian bahan," jelasnya.
Diharapkan melalui PMT angka stunting di Kabupaten Garut dapat terus ditekan. Sehingga anak-anak bisa tumbuh lebih maksimal.
"Jadi harapannya sama datanya jadi sekarang ini 15,6 harapannya turun lah, atau berkurang, atau mungkin minimal sama karena sekarang ini kita diklaim dari hasil survei itu 35,2 persen begitu," tutupnya.
(akd/ega)