Ceceran Batubara di Kawasan Pesisir Geopark Ciletuh Dikecam Aktivis

Ceceran Batubara di Kawasan Pesisir Geopark Ciletuh Dikecam Aktivis

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 22 Agu 2022 16:17 WIB
Batubara berceceran di pantai kawasan Geopark Ciletuh
Batubara berceceran di pantai kawasan Geopark Ciletuh (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar )
Sukabumi -

Sejumlah pemerhati lingkungan mengecam ceceran batubara di Pesisir Pantai Cipatuguran atau tepatnya di Pantai Batu Bintang, Teluk Palabuhanratu kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi.

Mereka menduga batubara yang berceceran tersebut masih baru dan berasal dari deretan kapal tongkang. Diharapkan semua pihak bisa menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin sebelum menjadi masalah lingkungan baru.

"Kami menduga itu tumpahan baru karena kalau disebut berasal dari kecelakaan tongkang. Selama 2 sampai 3 tahun lalu itu tidak mungkin (berasal) sisa tumpahan yang lama. Jumlahnya banyak yang dulu mungkin sudah larut diduga itu tumpahan baru," kata Berly Lesmana, pemerhati sekaligus tokoh pemuda Palabuhanratu kepada detikJabar, Senin (22/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berly menyarankan seluruh kapal tongkang pengangkut batubara ke PLTU dilengkapi dengan mooring buoy atau alat struktur apung yang bisa digunakan untuk menambatkan kapal besar termasuk tongkang agar tidak mudah terseret ketika gelombang tinggi di pesisir.

"Kapal atau tongkang dipasang mooring buoy, ketika gelombang pasang tidak terombang ambing, atau saling berbenturan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Ekosistem di pesisir terancam, pantauan kami ada terumbu karang di sekitar wilayah Batu Bintang mulai mati karena aktivitas itu beberapa tahun ini. Kedua ancaman dari berkurangnya wisatawan yang masuk ke Palabuhanratu," ucap Berly.

Kabid Perikanan Tangkap pada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Sri Padmoko mengatakan, soal adanya ceceran batubara jelas membuat pencemaran dan mengancam habitat ikan di perairan tersebut.

"Kalau bicara tentang pencemaran ya pasti tercemar, kalau seberapa besar dampaknya terhadap lingkungan itu LH (lingkungan hidup) ya. Tapi LH juga bukan LH kabupaten, itu kewenangan propinsi. Karena kewenangan propinsi jadi enggak diurus nah itu masalahnya di situ. Selalu di situ, enggak peduli kalau sudah masuk propinsi sudah, sulit. Selalu, (karena) mereka enggak punya sumberdaya," jelas pria yang karib disapa Moko tersebut.

Sri Padmoko mengatakan di lokasi perairan tempat batubara berceceran dulunya adalah kawasan dengan habitat dan cumi-cumi.

"Habitat ikan sangat terganggu terutama sidat, karena di Cimandiri itu kan wilayah terbesar sidat bermigrasi itu di situ. Sidat dengan cumi, di situ tempat bertelur beranak pinak cumi itu di situ, mengancam habitat itu pasti tapi seberapa besar ancamannya nah itu LH yang tahu," katanya

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads