Bagi remaja momen pencarian identitas diri adalah masa yang sangat penting. Mereka biasanya mencari jati diri melalui pengembangan diri di sekolah atau di manapun.
Seperti para peserta didik di SMK Korpri Majalengka, sebagian besar siswanya mencari jati diri melalui ekstrakurikuler Road Race dan Grasstrack.
Dari yang sekedar menyalurkan hobi hingga bercita-cita ingin menjadi pebalap, mereka salurkan dalam ekskul antimainstream ini. Namun dari minat dan bakatnya itu terdapat pro-kontra di ruang lingkup keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anur Muhyiyan (16), siswa kelas 11 jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK Korpri Majalengka ini awalnya tidak diizinkan oleh orang tuanya mengikuti ekskul tersebut.
Anur demikian ia biasa disapa, dirinya mengaku pernah merusak motor hanya karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya demi bisa menyalurkan bakatnya itu.
Atas perbuatannya itu orang tua Anur dengan terpaksa mengizinkan. "Pertama enggak diizinin, cuma saya maksa sampe ngerusak tiga motor. Terus diizinin," kata Anur saat berbincang dengan detikJabar.
Seiring berjalannya waktu, lantas orang tua Anur mendukung aktivitas anaknya. Anur berhasil membuktikan dengan buah manis, yakni prestasi.
![]() |
Ia menjadi satu-satunya siswa di sekolah tersebut yang berhasil menyabet gelar juara pertama dalam ajang resmi.
"Selama mengikuti ekskul ini saya pernah juara satu Road Race Latber di sirkuit Cibatu, Majalengka 2021. (Orang tua) alhamdulillah akhirnya mendukung," ujar dia.
Anur yang sudah terjun ke dunia balap sejak SMP itu mengaku, sudah menghabiskan ratusan juta untuk memodifikasi dua unit kendaraan motornya.
"Enggak kehitung, ada ratusan juta lebih. Itu untuk dua motor. Saya punya Honda Sonic sama Yamaha Jupiter," ucap dia.
Salah satu siswi kelas 10 jurusan Teknik kendaraan Ringan (TKR), Siti Nurfadilah (15) mengaku sama awalnya tidak diizinkan orang tuanya. Namun berbeda dengan Anur, ia akhirnya mendapat izin setelah membujuk orang tuanya secara baik-baik.
"Pertama sih enggak dibolehin, terus mencoba ngeyakinin orang tua aja, enggak sampe marah-marah," ucap perempuan yang biasa disapa Dila saat bercerita.
Wiwi Mungil adalah sosok pembalap yang membuat Dila kepincut ekskul tersebut. Untuk ukuran pembalap ia mengaku masih pemula.
"Baru. Latihan juga baru sekali," ujar dia.
Meski belum mempunyai pengalaman lebih Dila berencana akan mengikuti event resmi jika skill dan pengalamannya sudah terasah.
"Insyaallah emang skillnya tambah bagus," kata dia.
Sementara, Wakasek Kesiswaan SMK Korpri Majalengka, Yudi Purnama mengatakan, siswa dan siswi aktif mengikuti ekstrakurikuler Road Race dan Grasstrack ini berjumlah 60 orang. Road Race 35 orang dan Grasstrack 25 orang.
"Siswi yang ikut ekskul tersebut ada sekitar 3 orang," kata Yudi.
(yum/yum)