Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di KBB Tunggu Berat Badan Optimal

Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di KBB Tunggu Berat Badan Optimal

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 12 Agu 2022 12:26 WIB
Kondisi bayi kembar siam di KBB
Kondisi bayi kembar siam di KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Ayesta Azalea Putri Emira dan Aleeya Azalea Putri Emira, bayi kembar siam asal Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menunggu waktu untuk bisa menjalani operasi pemisahan.

Rencananya putri cantik pasangan Eka Lasmana dan Mira Rahayu, warga Kampung Umur-umuran, RT 02 RW 04, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, itu bakal menjalani operasi pemisahan bulan Agustus ini.

Hal itu karena kedua bayi tersebut dikabarkan sempat sakit. Dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan Puskesmas Pasirlangu, Cisarua, Ayesta dan Aleeya terserang pilek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"2 hari yang lalu bayi sempat sakit pilek dan gangguan pencernaan. Tapi sudah diberikan obat sesuai kebutuhan. Alhamdulillah hari ini keadaan secara umum baik," ujar Kepala Puskesmas Pasirlangu, Daniel Tristo saat dihubungi detikJabar, Jumat (12/8/2022).

Untuk menjalani operasi pemisahan, selain kondisi kesehatan bayi terjaga berat bayi juga harus mencukupi. Sehingga pihaknya terus memberikan makanan bergizi sampai operasi pemisahan siap dilaksanakan.

ADVERTISEMENT

"Bayi kembar belum kontrol lagi ke RSHS. Rencana operasi menunggu dulu berat badan bayi cukup, sementara terakhir itu beratnya 10,6 kg dan tinggi badan 59 cm," ucap Daniel.

Keduanya saat ini masih dalam pemantauan Dinas Kesehatan KBB dan petugas kesehatan Puskesmas Pasirlangu sampai nanti menjalani prosedur pemisahan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Perkembangan bayi kembar siam sampai tanggal 10 Agustus kemarin masih dilakukan pemantauan pemberian makan bayinya dan susu formula tambahan untuk kecukupan gizi bayi," kata Daniel.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan KBB Lia Nurliana Sukandar mengatakan jadwal pelaksanaan operasi menjadi keputusan pihak RSHS sepenuhnya.

"Memang dijadwalkan Agustus, tapi balik lagi ke pihak RSHS yang akan melakukan prosedur operasi pemisahan.Kalau kita hanya follow up kondisi kesehatan bayi sebelum operasi," ujar Lia.

Segala perkembangan kondisi bayi bakal menentukan apakah prosedur pemisahan bisa dilaksanakan atau tidak. Apalagi jika bayi sempat sakit sehingga kondisinya harus dipastikan oleh pihak rumah sakit.

"Butuh persiapan matang mulai dari sarpras, obat, dan tenaga medis. Makanya kalau sakit tapi masih bisa ditangani oleh tenaga medis pasti kita bantu. Tapi kalau sakitnya sudah masuk ranah rujukan jadi harus dikembalikan ke RSHS seperti apa baiknya. Jadi hanya mereka (RSHS) yang bisa memutuskan," tutur Lia.




(dir/dir)


Hide Ads