.webp)
Pihak Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) hingga kini belum mengambil kebijakan mengenai nasib SMP PGRI 6 Kota Bandung. YPLP baru akan membahas nasib sekolah itu yang diketahui menumpang di ruangan sempit milik SDN 205 Neglasari.
"Besok akan ada rapat yayasan, paling nanti saya kasih info selanjutnya besok yah," kata Ketua YPLP Kota Bandung Sukanda Permana kepada detikJabar via telepon, Selasa (9/8/2022).
Sukanda mengatakan pihaknya perlu melaporkan terlebih dahulu nasib SMP PGRI 6 ke YPLP Jawa Barat. Kebijakan untuk pembelajaran sekolah itu pun nanti akan dirapatkan bersama dengan YPLP Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kami menunggu keputusan di rapat aja, karena kami harus laporkan ini ke yayasan yang lebih tinggi di provinsi. Kita ingin dari provinsi hasilnya nanti seperti apa," tuturnya.
Setelah ini, yayasan berencana berkomunikasi dengan Disdik untuk menentukan nasib SMP PGRI 6 Kota Bandung. Salah satunya, dengan meminta izin meminjam gedung UPTD untuk kebutuhan KBM sekolah.
"Mungkin itu langkah selanjutnya, kita akan komukasi dengan Disdik. Kan harus izin juga yah, nanti kita lakukan komunikasinya," ujarnya.
Diketahui, puluhan siswa SMP PGRI 6 Kota Bandung terpaksa belajar dengan menumpang kelas ke sekolah lain. Pasalnya, sekolah mereka tak memiliki bangunan sendiri sehingga aktivitas belajar dilakukan seadanya.
Pantauan detikJabar, Jumat (5/8/2022), para siswa SMP PGRI melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan meminjam dua ruangan bekas perpustakaan SDN 205 Neglasari, Kota Bandung.
Dua ruang tersebut disulap agar bisa digunakan untuk 3 kelas dengan ukuran sekitar 6x5 meter untuk kelas 7, ruangan berukuran 3x5 untuk kelas 8 dan ruangan 2x3 meter untuk kelas 9 yang tadinya merupakan musala.
(ral/mso)
