Andi Sugandi alias Andi Grey seorang pemilik toko dan bengkel sepeda di Jalan Veteran Kota Bandung, Jawa Barat. Di tokonya, sederet piagam penghargaan dari berbagai kompetisi BMX terpampang.
Andi Grey begitu ramah. detikJabar berkesempatan berbincang dengan Andi Grey. Di mata masyarakat umum, memang namanya tak begitu tersohor. Tapi, di kalangan pencinta BMX, Andi Grey adalah legenda hidup. Usianya memang tak muda, tapi Andi Grey lihai menjaga performa.
Andi Grey masih aktif bersepeda. Freestyle hingga mengikuti ajang bergengsi BMX. Kesibukan lainnya adalah menjaga toko dan bengkel sepeda yang telah ia rintis sejak masih muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Lembang, Daerah Pencetak Pemain Persib |
Andi Grey saat mencintai BMX sejak masih bocah. Tahun 1980-an, kala itu BMX adalah sepeda yang menjadi incaran kaula muda. Andi Grey yang saat ini masih berseragam SD juga kepincut.
"Bukan punya sendiri. Awalnya dari kakak dulu. Saya sering pakai, dulu itu lebih ke mini cross ya sepedanya," kata Andi Grey saat berbincang dengan detikJabar, belum lama ini.
Pengguna BMX kala itu begitu ramai. Tak sedikit yang pamer atraksi atau freestyle. Hati Andi Grey pun tertaut. Terlebih lagi, tak sedikit film bertema BMX diproduksi pada 1980-an. Andi Grey pun tertarik untuk mempelajari BMX melalui film.
Andi Grey tak melewatkan film BMX Bandits yang dirilis tahun 1983. Kemudian, pada 1986, Andi Grey juga menonton film Rad, film bertema BMX. Dari film Rad inilah Andi Grey mempelajari banyak gaya untuk freestyle BMX. Gaya yang kini melekat pada identitas Andi Grey.
Andi Grey begitu ngotot memiliki sepeda kala itu. Film dan tren BMX mendorongnya untuk bekerja ekstra. Mencari buruan dari membuang sampah, hingga mengamen saat SMP.
Andi Grey rutin latihan freestyle setiap hari. Gaya yang paling ia sukai adalah cherry picker, gaya seperti memetik buah ceri sambil berdiri di atas sepeda. Sudah tak terhitung berapa kali ia terjatuh. Berapa kali pula ia berhasil memeragakan gaya, dari standing hingga gaya lainnya.
"Mulai ikut kompetisi itu kelas 3 SMA. Pertama kali ikut, pertama kali juga juara satu. Waktu itu tahun 1991," kata Andi Grey.
Legenda hidup BMX itu memang singa podium. Selalu berhasil juara. Pria berusia 54 tahun itu juga sempat tampil di ajang internasional, di Malaysia pada 1997. Andi Grey berhasil jadi juara freestyle.
"Memang bukan olahraga prestasi ya waktu itu. Tapi alhamdulillah. Freestyle itu saingan tak banyak," kata Andi Grey.
Kompetisi Mulai Sepi
Singa podium itu mengaku sedih dengan perkembangan kompetisi BMX saat ini. Kompetisi yang dulu ramai kini kian sepi. Andi Grey juga jarang berkelana untuk memburu piala.
Padahal, menurut Andi Grey, saat tren BMS begitu masif banyak kompetisi digulirkan, di daerah-daerah hingga antarnegara. "Sekarang yang kompetisi itu biasanya sponsornya individu. Dulu mah banyak, ada undangan dari Malaysia, Singapura dan lainnya," kata Andi Grey.
Kecintaannya terhadap BMX tak pernah sirna. Meski kompetisi sepi. Andi Grey tetap berlatih. Aktif bersepeda hingga mengedukasi.
"Masih ikut kompetisi kalau ada," ucap Andi Grey.
Legenda Hidup
Bagi Andi Grey, BMX adalah bagian hidupnya. Bandung adalah tempat di mana ia berjuang membumikan BMX. Dari kompetisi ke kompetisi, tempat nongkrong hingga ruang publik sudah ia jelajahi.
Andi Grey salah satu orang yang menghidupkan BMX di Bandung. Ia salah satu pemimpin komunitas Ability Racing Zigzag (ARZ) Bandung. Salah seorang lainnya adalah vokalis Pas Band Yuki Arifin Martawidjaja.
"Saya masih punya datanya, alamat para anggota, golongan darah dan lainnya. ARZ adalah media silaturahmi," kata Andi Grey.
Perjuangannya membumikan BMX masih bergelora. Tahun lalu ARZ masih rutin kumpul bersilaturahmi. Klub ARZ sempat menjadi raja jalanan Bandung kala itu, selain jumlahnya yang paling banyak, kehadiran klub ini juga kerap kali menyita perhatian publik di sekelilingnya. Pasalnya, klub ini kerap kali mempertontonkan aksi-aksi free style acap kali berkumpul.
"Makanya sekarang disebut legenda hidup," ucap Andi Grey.