Menyedihkan! Siswa SMP PGRI 6 Bandung Numpang Belajar di Ruang SD

Menyedihkan! Siswa SMP PGRI 6 Bandung Numpang Belajar di Ruang SD

Rifat Alhamidi - detikJabar
Jumat, 05 Agu 2022 18:15 WIB
Suasana belajar siswa SMP PGRI 6 Kota Bandung yang menumpang ke ruangan bekas perpustakaan SD negeri.
SMP PGRI 6 Kota Bandung (Foto: Foto Rifat Alhami/didetikJabar)
Bandung -

Puluhan siswa SMP PGRI 6 Kota Bandung terpaksa belajar dengan menumpang kelas ke sekolah lain. Pasalnya, sekolah mereka tak memiliki bangunan sendiri sehingga aktivitas belajar dilakukan seadanya.

Pantauan detikJabar, Jumat (5/8/2022), para siswa SMP PGRI melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan meminjam dua ruangan bekas perpustakaan SDN 205 Neglasari, Kota Bandung.

Dua ruang tersebut disulap agar bisa digunakan untuk 3 kelas dengan ukuran sekitar 6x5 meter untuk kelas 7, ruangan berukuran 3x5 untuk kelas 8 dan ruangan 2x3 meter untuk kelas 9 yang tadinya merupakan musala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Sekolah SMP 6 PGRI Kota Bandung Winahti Cahyoni menjelaskan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak sistem pembelajaran full day school diterapkan. Sebelumnya, murid SMP bisa menumpang kelas ke SDN 205 Neglasari dan melakukan pembelajaran dengan normal.

"Dikarenakan SD sekarang sudah full day, dan mereka pulangnya sampe jam 3 sore, kami mengambil solusi merubah perpustakaan jadi ruang kelas. Yang penting pembelajaran harus tetap terlaksana," katanya.

ADVERTISEMENT

Perempuan yang akrab disapa Yoni ini mengaku, sebetulnya ruang kelas di sekolahnya saat ini tidak layak untuk tempat belajar. Namun karena keterbatasan, pihaknya tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan ruangan yang ada.

"Dulu sebelum full day, kita masih bisa gantian belajarnya di kelas yang SD. Jadi kalau pagi dipake SD, kita masuknya siang jam 12. Jadi kami harus menunggu SD pulang dulu baru anak-anak bisa belajar secara gantian," ungkapnya.

Yang memilukan, ruangan untuk kelas 9 berhadapan langsung dengan toilet. Begitu juga ruangan untuk kelas 8 yang berdampingan dengan ruangan guru tanpa ada sekat penutup apapun. Hanya ruangan untuk kelas 7 saja yang terjaga privasinya saat proses belajar mengajar dilaksanakan.

Meskipun demikian, Yoni menyatakan anak didiknya masih bisa fokus saat belajar meski tidak layak untuk digunakan untuk KBM.

"Kalau masalah nyaman, tentu tidak nyaman. Tapi saya berusaha menyamankan anak-anak dengan cara kita, kasarnya membujuk anak-anak. Termasuk pendekatan ke keluarganya supaya bisa memaklumi keadaan SMP PGRI 6 Kota Bandung," tuturnya.

Ia mengatakan kondisi ini sebetulnya sudah sering dilaporkan ke pihak Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI sebagai yayasan induk sekolahnya, termasuk ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Namun selama ini, belum ada tindakan untuk masalah tersebut.

Ia pun berharap ada solusi dari pihak terkait supaya KBM di sekolahnya bisa dilakukan di ruangan yang lebih layak meskipun SMP PGRI berstatus sebagai sekolah swasta di Kota Bandung.

"Harapan saya dan guru-guru, tentu kami ingin punya tempat yang layak, ingin sekali. Entah seperti apa, mungkin itu jadi mimpi kami, supaya anak-anak belajarnya juga jadi nyaman. Mudah-mudahan ini bisa didengar yah dan jadi kenyataan buat kami," katanya.

(ral/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads