Nasib sekolah swasta di Kota Sukabumi tak semulus sekolah-sekolah negeri. Bukan hanya sepi peminat, sekolah swasta tingkat SMK bahkan terancam gulung tikar.
Ketua Badan Musyawarah Perguruan (sekolah) Swasta (BMPS) Kota Sukabumi Asep Deni mengungkapkan, tren peserta didik di sekolah swasta semakin menurun tiap tahunnya. Menurutnya, hal itu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
"Pertama bahwa kalau kita lihat data untuk tingkat SMP-SMA swasta sederajat kondisi sekolah itu kurang sekali untuk peserta didik. Terutama untuk tingkat SMK," ujar Asep saat dihubungi detikJabar, Jumat (5/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, SMK umumnya setelah lulus akan berorientasi pada pekerjaan. Sehingga, kata dia, jumlah peserta didik semakin minim. Padahal tidak menutup kemungkinan lulusan SMK pun dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana.
"Kalau kita lihat di faktor internal tentu beberapa SMK tidak memiliki daya saing, beberapa SMK peserta didiknya banyak karena daya saingnya bagus dan program studinya banyak pilihan," ujarnya.
Selain itu, pelanggaran dalam proses PPDB di beberapa sekolah negeri juga menjadi faktor eksternal. Misalnya, kata dia, ada ketentuan 36 orang per kelas namun kenyataannya kapasitas kelas lebih dari itu. Akhirnya menambah kuota penerimaan.
Ade mengatakan, belum lagi PPDB online yang melibatkan tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme). Menurutnya, ada oknum pejabat yang menitipkan siswa ke sekolah negeri favorit dan merusak ekosistem.
"Walaupun sudah online tapi terjadi yang namanya pelanggaran terhadap peraturan PPDB. Ada titipan-titipan dari pejabat, pemangku kebijakan sehingga hal-hal yang dilakukan ini sangat buruk karena adanya intervensi kepada sekolah-sekolah tertentu favorit," ungkapnya.
Ditanya soal penutupan sekolah swasta akibat kurangnya peserta didik, Asep menjawab hal itu sudah terjadi. Menurutnya, sudah ada satu sekolah SMK yang tutup dan satu sekolah yang berpeluang bernasib sama.
"Sudah ada (sekolah tutup atau bangkrut) SMK 2 sudah tutup kemarin. Sekarang Pasundan kemungkinan tutup karena siswanya hanya 2 orang. Akan terjadi kalau kurang dari 20 orang, karena dari sisi biaya operasional tidak akan mampu untuk menutupi," ucap dia.
"Karena prioritas sekolah swasta itu dibiayai oleh orang tua siswa tapo sekolah negeri dibiayai oleh negara. Gurunya saja dibayar oleh negara. Kalau kondisi ini dibiarkan terjadi maka dampaknya sekolah swasta banyak yang mati," tandas Asep.
Jumlah total peserta didik baru di SMK swasta Kota Sukabumi tahun ajaran 2022-2023 yaitu 1.536, berikut rinciannya:
1. Jumlah siswa di atas 200: 2 sekolah (SMK PGRI 1 dan Ibadurahman)
2. Jumlah siswa di atas 100: 3 sekolah (SMK Tunas Madani, Pasim dan YNH Pelita)
3. Jumlah siswa di atas 50: 4 sekolah (SMK Muhamadiyah 1, Plus Bina Teknik, Persada, Syamsul Ulum)
4. Jumlah siswa di atas 40: 4 sekolah (SMK Islam Penguji, SMK IT Alfaht, Padjajaran, Abdi bangsa)
5. Jumlah siswa di atas 30: 1 sekolah (Annaba, )
6. Jumlah siswa di atas 20: 4 sekolah (Ulul albab, Gema Istikomah, Mutiara Cendikia, Priority)
7. Jumlah siswa di atas 10: 6 sekolah (SMK IT Amal Islami, BSM, Siliwangi, Pasundan 1, Taman siswa, IT Madani )
8. Jumlah siswa di bawah 5: 1 sekolah yaitu (SMK Pasundan 2) jumlahnya 2 orang
(dir/dir)