Bermalam di Jalan dan Asa Nakes Honorer di Gedung Sate

Bermalam di Jalan dan Asa Nakes Honorer di Gedung Sate

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 05 Agu 2022 09:45 WIB
Tenaga kesehatan honorer demo di Gedung Sate.
Massa nakes honorer demo di Gedung Sate. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Ribuan tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes honorer dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Jawa Barat menggelar aksi di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/8/2022).

Kedatangan mereka ke kantor Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini untuk menyampaikan aspirasi agar mereka segera diangkat menjadi ASN dan meminta PP No 49 tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dihapus.

Peserta aksi yang datang dari luar kota ini rela tidur di dalam bus hingga berjam-jam. Seperti Lutfi (30), nakes dari Kabupaten Sukabumi. Ia bersama rombongannya berangkat, Kamis (4/8) malam Pukul 22.00 WIB dan tiba di Masjid Pusdai Kota Bandung, Jumat (5/8) dini hari sekitar Pukul 04.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dari Kabupaten Sukabumi, nakes dari Puskesmas Purabaya berangkat tadi malam, sampai Pusdai subuh dan salat dulu, aksi dilanjut pagi ini," kata Lutfi.

Lutfi menyebut, kedatangan dirinya ke Gedung Sate ingin mengadu kepada Gubernur Jawa Barat yang disebut Lutfi 'Bapaknya Warga Jawa Barat'.

ADVERTISEMENT

"Karena kami warga Jawa Barat, kami di sini ingin ditemui Pak Gubernur, tempat mengadu kami, apalagi kami dicederai PP (aturan)," terangnya.

Lutfi mengisahkan saat pandemi COVID-19, para nakes dan non nakes fasyankes ini dianggap ada di garda terdepan penanganan COVID-19. Tapi, dengan adanya PP Nomor 49 Tahun 2018, para nakes dan non nakes ini seperti tidak dihargai pengorbanannya.

"Saya tiga kali positif COVID-19, di saat pandemi kita tidak minta kompensasi apapun, kita hanya ingin kesejahteraan dan status kerja," ucap Lutfi yang sudah bekerja 10 tahun sebagai nakes.

Ayah dua anak ini, juga ingin kuota PPPK untuk nakes ditambah Kemnpan-RB. "Tuntutan lainnya beri kami afrimasi dan kuota penuh, sehingga terakomodir. Tutup dulu PPPK untuk umum di Sukabumi nakesnya ada 2078 (belum terakomodir).

"Kami minta kepada Pak Gubernur untuk mengawal kepada pemerintah pusat agar PP ini dicabut," pungkasnya.

Sementara itu, hingga pukul 09.30 WIB, aksi di depan Gedung Sate ini masih berlangsung. Massa datang dari berbagai daerah dan tumplek di Jalan Diponegoro.

(wip/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads