Jalanan di perkotaan biasanya identik dengan keramaian dan kemacetan. Kendaraan akan terus hilir-mudik yang membuat jalan tak pernah sepi dilintasi pengendara bahkan hingga 24 jam.
Namun tahu kah, di Kota Bandung ada jalan dengan suasana yang seram untuk dilalui pengendara. Bagaimana tidak, jalanan ini sekelilingnya dipenuhi oleh kuburan yang tentunya akan mendatangkan sensasi menegangkan jika mencoba melintasinya, terutama saat malam hari.
Berdasarkan posisinya, jalanan seram ini terletak di area TPU Sinaraga, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Jalan itu membelah TPU dengan dikelilingi makam warga yang bahkan sudah ada sejak zaman Indonesia belum merdeka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena letaknya, jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh pengendara menggunakan motor. Jalan sepanjang kurang lebih 400 meter ini memang menjadi jalur pintas bagi warga dari arah Jalan Pajajaran menuju Jalan Baladewa lalu ke Jalan Citepus, dan berakhir di Jalan dr Djunjunan, Pasteur atau arah sebaliknya.
Pantauan detikJabar, saat siang hari, jalanan ini memang tak ubahnya seperti jalanan gang di perkotaan. Banyak warga yang masih hilir mudik, bahkan ada sekumpulan anak-anak kecil yang memanfaatkan area pemakaman sebagai tempat bermain.
![]() |
Namun setelah malam hari, aktivitas di area TPU ini langsung sepi. Hanya ada satu dua motor yang melintas, itu pun merupakan warga yang memang sengaja memilih jalur memotong supaya perjalanan pulang mereka menjadi lebih cepat.
Saat malam hari, suasana horor nan menegangkan praktis langsung menyelimuti jalan di TPU Sinaraga ini. Ditambah, tak ada lampu penerangan yang membuat jalan tersebut gelap gulita di tengah-tengah area pemakaman.
Suasana menegangkan ini pun turut dirasakan seorang pengendara motor bernama Teguh (31). Ia mengaku mengambil jalan pintas tersebut karena memang jalanan umum tengah macet saat itu, terutama pada saat waktu pulang kerja.
"Iyah lumayan sepi, apalagi kalau udah Magrib. Soalnya di sekelilingnya kuburan yah, jadi agak berdebar, nggak tenang. Maunya teh agak ngebut pas lewat," kata Teguh saat ditemui detikJabar di lokasi, Rabu (3/8/2022) malam.
Teguh merupakan seorang pekerja yang berkantor di wilayah Sarijadi, Kota Bandung. Jalan pintas ini memang hanya digunakan sesekali olehnya, terutama saat jalan di Kota Bandung dikepung macet. Namun, ia mengaku hanya berani melintas di bawah pukul 20.00 WIB.
"Ke sini mah cuma buat darurat, jalan motong aja. Kalau lagi buru-buru, pulang kerja terus jalan macet, baru lewat sini. Itu juga jam 7 jam 8 mah masih berani, soalnya masih lumayan rame," tuturnya.
Sementara jika harus melalui jalur biasa, Teguh mengaku perjalanannya cukup memakan waktu. Apalagi jika waktu pulang kerja telah tiba, Teguh harus sabar dengan kemacetan.
"Kalau lewat jalur biasa, muter, terus lama, belum macetnya. Kalau lewat sini cepat, tapi lumayan menegangkan. Makanya kalau lewat jam 8, saya juga enggak berani lewat karena udah sepi," ujarnya.
(ral/mso)