Analisis Pakar ITB soal Ponsel Meledak Tewaskan Bocah SD Ciamis

Analisis Pakar ITB soal Ponsel Meledak Tewaskan Bocah SD Ciamis

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 04 Agu 2022 15:50 WIB
Penampakan ponsel yang meledak di Ciamis
Penampakan ponsel yang meledak di Ciamis (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Bandung -

Seorang bocah di Ciamis meninggal dunia akibat luka bakar di bagian dadanya. Bocah kelas 3 SD berinisial IHM (9) ini meninggal setelah ponsel yang digunakannya meledak pada Rabu (3/8/2022) siang kemarin.

Peristiwa nahas itu terjadi di Desa Kiarapayung, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kejadian ini menggegerkan warga Rancah dan sekitarnya.

Mengomentari hal itu, Kepala Pusat Mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (ITB) Adi Indrayanto mengatakan peristiwa nahas tersebut terjadi akibat adanya kebocoran pada baterai ponsel yang sedang digunakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu bukan meledak sebenernya, baterainya kan kembung kalau baterai kembung itu ada kebocoran harusnya enggak boleh dipakai. Biasanya kalau baterai kembung itu udah lama atau baterai bekas untuk baterai kembung itu kalau dicas makin kembung," kata Adi saat dikonfirmasi detikJabar, Kamis (4/8/2022).

Adi memperkirakan, baterai yang sudah kembung kemudian tetap dicas akan membuat baterai bisa menekan komponen lain di dalam ponsel seperti motherboard dan LCD.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan karena terus tertekan, komponen di ponsel akan 'meledak'. Namun meledak yang dimaksud Adi bukan seperti ledakan petasan apalagi bom. Dari ledakan itu juga memungkinkan menimbulkan percikan api yang membuat motherboard menjadi konslet.

"Nah kalau kembung kan pasti nekan ke motherboard sama LCD kan, jadi pecah gak meledak kayak petasan. LCD pecah kan sirkuitnya sama motherboardnya itu konslet dan terjadi terbakar yah tapi gak meledak kayak bom gitu," ujarnya.

Dari informasi yang ia dapat, posisi ponsel saat kejadian ada di bawah tubuh korban alias ditindih. Itulah mengapa kata Adi bocah malang itu meninggal dunia dan mengalami luka bakar pada bagian dada. Soal posisi korban yang ditemukan tewas dalam posisi telungkup dengan ponsel di dada pun dikonfirmasi oleh Kepala Desa Kiarapayung.

"Kayaknya posisinya ini terjadi pada saat dia (korban) ketiduran tertelungkup. Makanya harus lihat hasil polisi dulu kalau lihat ceritanya kan tertelungkup dan hp di bawah badan jadi bisa jadi ketiduran. Kalau gak ketiduran pasti kaget dong dia lagi maen tiba-tiba LCD pecah reflek melempar HP," ungkapnya.

Masih kata Adi, hal seperti itu bisa terjadi pada semua barang elektronik yang memiliki baterai. Namun untuk ponsel, jauh lebih berpotensi terjadi mengingat penggunaan ponsel yang lebih sering dari elektronik lain.

"Semua barang elektronik yang ada baterainya bisa. Cuma kan masalahnya kalau barang lain kan enggak sesering digunakan seperti hp ya. Hp kan sangat sering digunakan itu yang frekuensinya lebih," ucap Adi.

"Jadi penyebabnya karena baterai kembung yang menekan motherboard dan LCD yang kemudian pecah, kemudian ada sort dengan baterai penuh otomatis terjadi percikan dan api sedikit," pungkasnya.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads