Alasan PDIP Harus Usung Puan Maharani di Pilpres 2024

Kabar Nasional

Alasan PDIP Harus Usung Puan Maharani di Pilpres 2024

Tim detikNews - detikJabar
Kamis, 04 Agu 2022 01:30 WIB
Puan Maharani. (dok. Istimewa)
Foto: Puan Maharani. (dok. Istimewa)
Jakarta -

Ketua DPP PDIP Puan Maharani dinilai harus menjadi capres yang diusung PDIP pada Pilpres 2024. Alasannya, Puan adalah putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dikutip dari detikNews, Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam mengatakan keputusan pengusungan capres dari PDIP ada di tangan Megawati. Di saat bersamaan, tak ada figur lain yang menurutnya dipercaya Megawati melebihi putrinya sendiri.

"PDIP punya kemampuan untuk mencalonkan capres-cawapres sendiri di Pilpres 2024 mendatang. Kemampuan dan keputusan mencalonkan itu terletak di tangan Ketum PDIP Megawati. Sedangkan, orang yang paling dipercaya oleh Megawati saat ini adalah Puan Maharani itu sendiri," kata Umam dalam acara Lingkar Diskusi Indonesia secara virtual, Rabu (3/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai Puan punya kelebihan sebagai politisi. Puan diyakini tak akan jadi pengkhianat di tuuh PDIP, terutama terhadap sang ibu.

"Sebab, sebagai politisi, Puan tidak mungkin mengkhianati ibu kandungnya sendiri," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Umam sendiri tak menampik soal adanya dorongan di internal PDIP agar tak mencalonkan Puan. Sebab sejauh ini nama Puan masih berada di posisi buncit pada sejumlah hasil survei.

"Memang, saat ini ada sebagian internal PDIP yang mencoba merayu dan merasionalkan pikiran Bu Megawati Soekarnoputri beserta para pendukungnya untuk tidak mencapreskan Puan, karena takut kalah. Pandangan itu didasarkan pada asumsi-asumsi dasar yang diperoleh dari hasil-hasil survei, meskipun angka elektabilitas masing-masing figur tidak ada yang bisa mendominasi," ujar Umam.

Sebaliknya, ia meragukan kepatuhan sosok yang diusung PDIP kepada Megawati dan pendukung Soekarno. Sebab, bisa saja tokoh yang didukung itu akan meninggalkan PDIP dan dikendalikan pihak-pihak di lingkaran Istana.

Oleh karena itu, ia memandang tak tertutup kemungkinan adanya figur yang bakal mengkhianati Megawati.

"Tapi, logika itu tak ubahnya pikiran semu. Sebab, jika PDIP mencalonkan tokoh lain selain Puan dan kemudian calon itu menang, maka belum tentu capres-cawapres terpilih itu akan tunduk dan patuh kepada Megawati bersama para pendukung Soekarnoisme lainnya," ungkap Umam.

"Bisa saja, tokoh yang didukung itu akan meninggalkan PDIP dan lebih nyaman bermain-main dan dikendalikan oleh pihak-pihak di lingkaran istananya setelah terpilih nanti," kata dia.

Menurutnya, kans capres yang diusung PDIP jika menang nanti bisa saja jadi pengkhianat kepada Megawati. Sehingga Puan dinilai sebagai sosok yang pas untuk diusung PDIP sebagai capres. Sebab Puan dipandang tak akan berkhianat.

"Artinya, seandainya capres PDIP yang bukan Puan menang, kemungkinan ia berkhianat kepada Bu Mega sangat tinggi. Belajar dari pengalaman tersebut, apakah itu yang diartikan sebagai 'kemenangan' oleh Bu Megawati dan PDIP? Apalagi kalau sampai tokoh non-Puan yang akan didukung PDIP itu kalah? Akan lebih tragis lagi," lanjutnya.

Dari berbagai argumen itu, Umam menyebut PDIP harus realistis dalam memilih figur yang akan diusung. Jika terjadi kemungkinan terburuk yakni capres usungan PDIP kalah, setidaknya bisa bertawar untuk ikut menjadi bagian dari pemerintahan.

"Karena itu PDIP harus realistis dengan mengajukan sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024 mendatang. Apalagi Puan adalah individu yang rasional. Artinya, jika Puan maju dan menang, tentu itu yang diharapkan," tuturnya.

"Tapi kalaupun Puan kalah, ia bisa nge-deal dengan kekuatan yang ada agar PDIP tetap bisa ikut menjadi bagian dari pemerintahan," kata Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina itu.

(ors/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads