.webp)
D (20) pemuda asal Kabupaten Sukabumi menceritakan pengalamannya saat ditawari kerja sebagai admin slot, ia diberi kepercayaan untuk merekrut member baru di salah satu situs judi slot.
D menceritakan pemilik situs judi tersebut bermukim di kawasan ruko, ia menyebut nama suatu wilayah yang cukup terkenal di Jakarta. Tidak hanya satu ruko, ada beberapa ruko yang menjalankan bisnis perjudian tersebut.
"Satu ruko itu satu situs, satu ruko ada 3 lantai di kawasan itu banyak sekali (yang menjalankan) judi slot," kata D kepada detikJabar, Senin (1/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
D menceritakan saat itu ia baru di Jakarta, meskipun hanya sehari semalam ia mendengarkan ragam instruksi dari seseorang yang disebut sebagai leader. Leader ini mengarahkan para admin baru untuk merekrut member yang akan mendaftar ke situs judi slot.
"Saya kira kerja admin slot itu bagaimana, saya lihat kan sama bos diajarin dulu belajar dulu ternyata kerjanya jijik banget. Itu kan suka ada yang ngechat ke WA (yang mengaku) cewek padahal itu cowok itu semua sudah disediain marketingnya sama bos," ujar D.
"Perorang (diberi) 1.000 kontak Whatsapp terus bahan-bahan foto bugil video bokep itu sudah disediakan sama bos. Jadi jijik sekali, saya akhirnya berpikir Saya enggak mau kasih uang haram sama orang tua saya," sambung dia.
Dari 1.000 kontak yang diberikan itu, setiap admin perekrut member diberi target untuk mendapatkan member baru sebanyak 15 orang sehari.
"Ada sekitar 1.000 kontak Whatsapp dengan target 15 orang per hari harus dapat (member)," imbuhnya.
Karena pola kerja seperti itu D akhirnya memilih untuk pulang, ia kemudian berpura-pura meminta temannya mengirimkan pesan bahwa neneknya di kampung sakit.
"Chatan itu saya kasih ke leader alasan nenek sakit akhirnya diizinkan sehari namun ijazah saya ditahan," keluhnya.
Kini D kebingungan, ia berapakali menghubungi pihak pengelola situs judi tersebut namun tidak mendapatkan respons. Ia juga dijerat aturan tidak tertulis harus menebus ijazahnya sebesar Rp 3 juta.
"Padahal di perjanjian tidak ada, tiba-tiba saya harus menebus Rp 3 juta agar ijazah saya kembali," pungkasnya.
(sya/yum)
