4.000 Nakes Jadi Sasaran Vaksin Booster Dosis 2 di Sukabumi

4.000 Nakes Jadi Sasaran Vaksin Booster Dosis 2 di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Minggu, 31 Jul 2022 15:01 WIB
Young doctor giving COVID 19 vaccine to young woman at home
Ilustrasi vaksinasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/MJimages)
Sukabumi -

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah memulai vaksinasi COVID-19 booster kedua bagi tenaga kesehatan. Di Kota Sukabumi, Dinas Kesehatan menargetkan ada 4.000 lebih nakes yang menjadi sasaran utama vaksin keempat ini.

"Nakes kurang lebih ada 4 ribuan yang jadi sasaran utama," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kota Sukabumi Wahyu Handriana kepada detikJabar, Minggu (31/7/2022).

Dia mengatakan, meski pemerintah pusat telah mulai proses vaksinasi keempat, namun Pemkot Sukabumi mengaku belum mendapatkan petunjuk teknis pelaksanaan. Sehingga, kata dia, pemberian vaksin booster kedua ini belum dilaksanakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum tahu jadwalnya karena kita belum dapat juknisnya. Jadi vaksin yang diberikan jenisnya apa, juknisnya itu yang belum kita terima, kan kalau sudah ada dari Kemenkes, baru kita laksanakan," ujarnya.

Ditanya terkait kesiapan stok vaksinasi COVID-19, Wahyu menyebut sejauh ini pihaknya siap dengan stok beberapa jenis vaksin.

ADVERTISEMENT

"Kalau vaksinnya kita siap untuk booster, ada Pfizer, Astrazeneca sama Sinovac. Yang ada kita laksanakan, tapi untuk juknisnya ya itu yang belum," tutupnya.

Sekedar informasi, kebijakan vaksin keempat bagi nakes merujuk Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/ 3615 /2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Mazi Rein Rondonuwu menetapkan bahwa vaksinasi booster kedua akan dimulai Jumat (29/7/2022).

Sebagaimana pada vaksinasi dosis 1 dan 2 maupun booster sebelumnya, pemerintah menerapkan prioritas berdasarkan kerentanan terhadap risiko penularan. Nakes yang berada di garis depan penanganan selalu mendapat prioritas karena paling berisiko tertular, baru kemudian disusul masyarakat umum.

(yum/yum)


Hide Ads