Pecinta Alam Resah Ada Alih Fungsi Hutan di Gunung Cakrabuana

Kabupaten Tasikmalaya

Pecinta Alam Resah Ada Alih Fungsi Hutan di Gunung Cakrabuana

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 22 Jul 2022 22:00 WIB
Kawasan Gunung Cakrabuana yang dibabat untuk dijadikan kebun kopi.
Kawasan Gunung Cakrabuana yang dibabat untuk dijadikan kebun kopi. (Foto: Istimewa)
Tasikmalaya -

Sejumlah pecinta alam di Tasikmalaya mempertanyakan adanya aksi pembabatan untuk alih fungsi hutan menjadi kebun kopi di kawasan gunung Cakrabuana Kabupaten Tasikmalaya. Luas kawasan yang sudah dibabat kurang lebih 1 hektar.

Galih Donariko salah seorang personel Eiger Adventure Service Team (EAST) Indonesia mengatakan semula mereka hendak menggelar kegiatan Women Jungle Survival Course 2022.

"Jadi ceritanya kami hendak menggelar acara di Gunung Cakrabuana. Kami tempuh perizinan. Kemudian pada 25 Juni 2022 kami melakukan survei lokasi. Kawasan hutan masih rimbun. Tapi pada saat survei kedua 18 Juli, kami kaget karena kawasan sudah berubah," kata Galih, Jumat (22/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan kawasan hutan yang semula rimbun didapati sudah habis dibabat. Luasnya sekitar 1 hektar.

"Kami kaget, karena lahan yang semula rimbun sudah rusak dibabat. Kami tanya kepada orang-orang yang sedang membabat kawasan itu. Katanya mereka mau membuka lahan untuk kebun kopi, luasnya 3 hektar. Mereka mengaku sudah dapat izin," kata Galih.

ADVERTISEMENT

Galih akhirnya mengubah jalur kegiatan itu dan tidak berusaha melarang atau mempertanyakan lebih lanjut aktivitas perambahan hutan itu.

"Tapi terlepas dari itu muncul keresahan. Karena setahu kami ini bukan hutan produksi, mengapa sampai dibabat untuk jadi kebun kopi. Kalau pun mau harusnya tumpang sari bukan dibabat seperti ini," kata Galih.

Dia menyayangkan puluhan pohon tegakan yang ditebang adalah kayu endemi di kawasan gunung Cakrabuana. "Ini memang menjadi pertanyaan besar bagi kami," kata Galih.

Harniwan Obech pegiat lingkungan dari komunitas Republik Aer Tasikmalaya juga menyoroti temuan itu.

"Pemerintah harus turun tangan. Ini masalah serius, jangan sampai hutan kita rusak. Kita harus berkaca dari dampak kerusakan hutan di Garut, Tasikmalaya harus dijaga," kata Obech.

Dia berharap pihak terkait segera menghentikan alih fungsi hutan jadi kebun kopi tersebut. "Kan masih banyak lahan-lahan produksi. Jangan merusak kelestarian alam," kata Obech.

Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Malangbong Kabupaten Garut Dedi mengatakan pihaknya sudah melakukan peninjauan terkait temuan dari kelompok pecinta alam tersebut.

Diketahui kawasan Gunung Cakrabuana sendiri sebagian berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, namun untuk wilayah kerjanya masuk KRPH Malangbong Garut.

"Berdasarkan hasil pengecekan langsung di lokasi terjadi pembalakan seluas kurang lebih satu hektar, diprediksi beroperasi selama tiga sampai empat hari," kata Dedi.

Dedi menyebut menurut catatan pemetaan di wilayah kerja KPH Garut, kawasan tersebut termasuk dalam kawasan hutan khas alam sekunder yang peruntukkannya digunakan untuk perlindungan kawasan hutan.

Selain itu kawasan tersebut diperuntukkan kegiatan pelestarian dan edukasi bagi para kelompok pecinta alam dalam melakukan pendidikan dan penelitian.

Ia menyebut berdasarkan hasil identifikasi diduga pembukaan lahan tersebut akan digunakan untuk penanaman kebun kopi.

"Untuk sementara ini akan melakukan pemantauan tiap hari, agar kegiatan ini tidak berlanjut,"terangnya.

Dedi menambahkan kerusakan penebangan yang terjadi tidak terjadi pada tanaman khas kayu alam, tetapi masuk dalam tanaman bawah perdu.

"Penebangan kayu alamnya tidak ada, sifatnya tidak ada penebangan yang menimbulkan kerugian terhadap negara, karena ini yang ditebang tumbuhan bawah atau tanaman perdu," kata Dedi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads