Perhutani Tepis Isu Erosi di Hulu Sungai Berakibat Banjir Bandang di Garut

Perhutani Tepis Isu Erosi di Hulu Sungai Berakibat Banjir Bandang di Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Jumat, 22 Jul 2022 12:52 WIB
Warga Garut yang terdampak banjir bandang bergotong royon membersihkan rumah, Mereka dibantu oleh TNI-Polri dalam membersihkan sisa-sisa lumpur luapan Sungai Cimanuk
Kondisi pemukiman warga pasca banjir bandang Garut (Foto: Hakim Ghani/detikJabar)
Garut -

Penyebab banjir bandang yang melanda Garut, Jumat (15/7) lalu masih menjadi tanda tanya. Perhutani menepis isu terjadinya erosi di hulu sungai-sungai yang airnya meluap hingga berakibat banjir bandang.

Kepala Seksi Komunikasi Perusahaan Perhutani Garut Ade Syahdan mengatakan, semua hulu sungai yang meluap sudah dicek. Hasilnya, Ade menepis adanya adanya erosi di hulu sungai-sungai tersebut.

"Hari Sabtu kita melihat hulu Sungai Cimanuk, Cipeujeuh, Cikamiri dan yang lain. Hasil investigasi kami di lapangan, itu tidak terjadi erosi di hulu sungai," kata Ade kepada wartawan di kantornya, Jumat (22/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ade berpendapat, banjir bandang yang terjadi di Garut hari Jumat lalu itu diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi yang turun mengguyur kawasan Garut. "Serapan air di Garut Kota itu kan sudah tertutup sampah, dan terjadi penggelembungan air, dan terjadilah air kemana-mana sehingga terjadi bencana," katanya.

Kendati demikian, kata Ade, pihaknya tidak menampik jika ada aktivitas garapan liar di kawasan hutan. Hal tersebut dianggap sebagai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan semua pihak.

ADVERTISEMENT

"Untuk bencana sekarang, mungkin ada sedikit efek dari hutan. Kami juga tidak menutup mata, yang terjadi ada garapan liar di kawasan hutan. Tentunya itu menjadi apa, bahan kajian bersama gimana caranya masyarakat lebih sadar akan kepentingan hutan," pungkas Ade.

Banjir bandang yang menerjang Garut membuat ribuan orang menjadi korban. Berdasarkan data yang dirilis Pemda Garut, total ada 19.546 warga Garut yang terdampak bencana tersebut, 785 orang di antaranya harus mengungsi.

Meskipun tak berujung korban jiwa, namun banjir bandang juga merusak sekitar 4,3 ribu rumah dan sekitar seratusan fasilitas umum. Total kerugian akibat bencana tersebut ditaksir mencapai hingga Rp 17,8 miliar.

Penyebab banjir bandang itu kini menjadi sorotan. Diduga kuat, banjir bandang disebut-sebut terjadi karena pembabatan hutan yang terjadi di hulu sungai-sungai tersebut. Seperti halnya diungkap Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau lokasi banjir bandang Garut beberapa waktu lalu.

"Menurut informasi yang kami terima, ada pembabatan hutan. Hutan produktif harus rasional, sehingga pada saat hujan datang, tidak berdampak seperti ini," ujar Uu.

Bupati Rudy Gunawan, mengatakan jika Pemda Garut tidak memiliki hutan. Sebab, hutan-hutan di Kabupaten Garut, kata dia diurus oleh Perhutani. Namun, Rudy meminta agar semua pihak bijak dalam menyikapi, dan bahu-membahu memikirkan permasalahan tersebut.

"Kan kita tidak ada hutan, karena yang punya hutan kan Perhutani. Tapi, kita tidak saling menyalahkan, sama-sama mengasesmen mitigasi bencana kita itu komprehensif," ujar Rudy.




(tey/tey)


Hide Ads