Tangisan Dua Wanita di Balik Kematian Brigadir J

Kabar Nasional

Tangisan Dua Wanita di Balik Kematian Brigadir J

Tim detikcom - detikJabar
Jumat, 15 Jul 2022 21:00 WIB
Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat semasa hidup (foto: istimewa)
Foto: Istimewa
Bandung -

Air mata dua wanita menetes di balik kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J pada Jumat (10/7/2022). Brigadir J atau Norfiansyah Yoshua dilaporkan hendak melecehkan istri Kadiv Propam, Putri Candrawati, sebelum baku tembak dengan Bharada E yang memergokinya.

Isak tangis pun datang keluarga Brigadir J. Ibunda Brigadir J Rosita Simanjuntak tak menyangka anaknya meninggal dunia mendahuluinya. Di depan jenazah anaknya yang terbujur kaku, Rosita meminta maaf karena keluarga tak bisa hadir di masa yang sulit.

Apalagi keluarga menemukan sejumlah kejanggalan ketika menerima jenazah di rumah duka di Jambi. Pasalnya, ada sejumlah luka yang membuat keluarga tak yakin dengan narasi yang dilaporkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari detikSumut, momen itu diabadikan Rohani Simanjuntak, adik dari Rosti. Rohani kemudian membagikan video itu ke akun media sosialnya pada 11 Juli 2022.

"Kau duluan pergi ke tanah peristirahatan dalam keadaan menyakitkan. Kau harus tersiksa, berat kali yang kau rasakan nak. Pahlawan saja dalam penjajahan tidak seperti ini sakitnya, kami tidak ada yang bisa menolong mu nak," ujar Rosti dalam bahasa Batak. Pihak keluarga pun sudah mengizinkan detikSumut untuk mengutip video tersebut.

ADVERTISEMENT

Tangisan wanita lainnya, tentu datang dari Putri Candrawati. Istri dari Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo itu terus menerus menangis saat menceritakan kembali peristiwa baku tembak di rumahnya.

Psikolog Novita Tandry yang mendampingi proses trauma healing Putri menjelaskan, selama 1,5 jam konseling Putri terlihat begitu trauma. Apalagi Putri menjadi saksi kunci dalam peristiwa penembakan itu.

"Terus-menerus menangis, karena harus menjelaskan apa yang terjadi. (Kejadian penembakan) diceritakan (oleh Putri), tapi tidak tuntas dan akhirnya saya menyetop," ujar Novita seperti dikutip detikJabar dari detikNews, Rabu (13/7/2022).

Selain itu, Novita melaporkan Putri mengalami depresi seusai insiden tersebut. Depresi itu, menurut Novita, akan diatasi dengan pendampingan trauma healing.

"Kaget, syok, marah, depresi, ini yang sedang dialami Ibu Putri. Tapi ini bisa dari depresi bisa marah lagi itu bolak-balik, sampai nanti semua trauma healing-nya prosesnya sampai akhir," katanya.

Novita mengatakan, dirinya akan melakukan pendampingan psikologis lanjutan terhadap Putri. Sebab, trauma yang dialami Putri bisa berdampak terhadap anak-anaknya.

"Ada, akan dilakukan secara intensif. Ibu yang mengalami trauma seperti ni, keadaan emosi yang tidak stabil tentunya anak-anak akan memberikan pengaruh kepada keempat anak," tuturnya.

Kapolri Bentuk Tim Khusus

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya berkomunikasi dengan Kompolnas dan Komnas HAM terkait kasus penembakan Bharada E terhadap Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Kapolri ingin memastikan investigasi kasus polisi tembak polisi ini berjalan transparan.

"Di satu sisi kami juga sudah menghubungi rekan-rekan dari luar, dalam hal ini adalah Kompolnas dan Komnas HAM terkait dengan isu yang terjadi. Sehingga di satu sisi tentunya kita mengharapkan bahwa kasus ini bisa dilaksanakan pemeriksaan secara transparan, objektif, dan tentunya karena khusus menyangkut masalah anggota, kami juga ingin bahwa peristiwa yang ada betul-betul bisa menjadi terang," kata Kapolri dalam pernyataan pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).

Kapolri menjelaskan, tim dari eksternal itu akan bergerak bersama tim internal yang dibentuk Polri. Rekomendasi dari tim itu kemudian akan dijadikan dasar untuk menindaklanjuti pengusutan kasus polisi tembak polisi.

"Oleh karena itu, tim nanti akan bergerak, sehingga rekomendasi dari tim gabungan eksternal dan internal yang telah kita bentuk ini menjadi masukan yang akan digunakan untuk menindaklanjuti terkait dengan hal-hal yang mungkin bisa kita dapatkan untuk melengkapi proses penyidikan dan penyelidikan yang ada," ujar Kapolri.

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono bakal memimpin tim khusus internal untuk mengusut kasus penembakan di rumah Kadiv Propam itu. Kapolri ingin memastikan penanganan berjalan baik.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads