Sebanyak 42 sekolah swasta tingkat menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta kekurangan peserta didik baru. Hal ini terlihat setelah berakhirnya pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi di tengah pandemi covid 19.
Sekolah berlabel negeri masih menjadi daya tarik atau magnet bagi para orangtua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Sedangkan sekolah swasta masih belum dilirik siswa atau orang tua.
Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah Menengah Kejuaraan Swasta (FKKSMKS) kabupaten Purwakarta, Uyat Sudaryat mengatakan, dalam PPDB tahun 2022 ini sebanyak 42 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta kekurangan peserta didik baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak faktor penyebab kekurangan peserta didik baru bagi SMK swasta seperti banyak peserta didik yang sekolah keluar dari Kabupaten Purwakarta ataupun tidak meneruskan sekolah, bahkan ada dugaan Sekolah Negri membuka jalur offline untuk menambah kekurangan kuota rombongan belajar (Rombel)," ujar Uyat, Rabu(13/07/2022).
Baca juga: 12 RIbu Siswa Lolos PPDB SMP di Sumedang |
Uyat mengkhawatirkan ke depan akan ada SMK swasta yang tutup jika kondisinya seperti ini. Padahal lulusan sekolah kejuruan ini yang sebenarnya paling siap memsuki pasar kerja.
Ia mengungkapkan penerimaan peserta didik baru sudah dua tahun ini berjalan menggunakan sistem zonasi ataupun online. Sistem ini berdampak pada sekolah swasta.
"Kami tidak menargetkan muluk-muluk. Targetnya semua jurusan yang ada di sekolah terpenuhi. Sampai kini bahkan ada SMK di Purwakarta, baru dapat 3 peserta didik baru untuk satu kelas dan masih kurang. Dampaknya banyak sekolah swasta, baik SMA maupun SMK, yang kekurangan peserta didik baru," katanya.
Uyat berharap, kondisi ini tak terjadi pada tahun seterusnya. "Jika kondisi ini dibiarkan akan ada sekolah SMK swasta yang tutup," ujar Uyat.
(dir/dir)