Pihak keluarga menemukan sejumlah kejanggalan dari jasad Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir Yosua) yang disebut tewas dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) pukul 17.00.
Kejadian itu terjadi rumah dinas Irjen Ferdy di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Berikut pengakuan keluarga Brigadir J:
1. Dilarang Melihat Jasad Brigadir J
Dikutip dari detikNews, keluarga mengaku sempat dilarang melihat jenazah Brigadir J. Pihak keluarga sempat dilarang membuka peti jenazah Brigadir Yosua dengan alasan sudah menjalani proses autopsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayahnya waktu itu minta peti itu dibuka karena kan pengin lihat anaknya, kan. Awalnya tidak boleh dibuka karena sudah proses autopsi," kata salah satu keluarga, Rohani Simanjuntak seperti dikutip, Rabu (13/7).
Orang tua Brigadir Yosua tetap ingin membuka peti itu. Mereka tak mau tanda tangan penyerahan jenazah jika peti tak dibuka.
"Lalu, setelah runding-runding, barulah dibuka petinya dan dilihat cuma sebatas dua kancing pakaian saja. Waktu itu dibuka sambil menunjukkan kalau di tubuhnya sudah dilakukan autopsi," ucap Rohani.
2. Keluarga Temukan Luka Lebam dan Sayatan di Muka
Pada Minggu (10/7) keluarga penasaran terhadap kondisi tubuh Brigadir Yosua. Mereka menemukan ada luka-luka yang tak wajar dari tubuh anggota keluarga mereka itu.
"Pada hari Minggu kami buka lagi peti itu. Di situ kami lihatlah ada kejanggalan, mulai bentuk sayatan di muka, lalu ada luka lebam di perut, lalu kami buka kaus kakinya ada juga luka di bagian kaki itu. Cuma di bagian pinggang yang celananya tidak kami buka, cuma bagian atas sampai pinggang serta kaus kakinya saja, dan di situ kami lihat ada kejanggalan," ucap Rohani.
3. Tewas dengan 7 Luka Tembak
Brigadir J mengalami tujuh luka tembakan hingga akhirnya meninggal. Luka-luka itu berasal dari 5 tembakan yang dilepaskan Bharada E.
Pihak keluarga curiga atas banyaknya luka tembak tersebut. Mereka menilai tak seharusnya Brigadir J mendapatkan luka tembak sebanyak itu.
"Kalau memang adik saya melakukan hal tersebut, kenapa ditembak sebanyak itu. Itu nggak masuk logika, melakukan tembakan pertama nggak kena sasaran, kalau memang dia melakukan pelecehan, kenapa tembakan seperti itu, seperti pembunuhan secara brutal," kata kakak Brigadir Yosuha, Yuni Hutabarat, Selasa (12/7).
Keluarga menyesalkan dan minta kasus diungkap transparan. Yuni berharap kejadian ini bisa diproses seadil-adilnya.
"Kalau mungkin dia bersalah, cukup dilakukan penembakan sekali, terus dilumpuhkan, dibawa diadili atau langsung dipecat kan bisa," katanya.
4. Tak Ada Bukti Otentik
Yuni juga tak yakin jika adiknya melecehkan istri Kadiv Propam seperti yang ditudingkan. Apalagi tudingan itu tanpa bukti.
"Saya rasa sesuatu yang disebutkan tanpa bukti nyata itu kan sama saja seperti hal mengada-ada ya. Kami di sini butuh bukti nyata," ujar Yuni kepada detikSumut, Senin (11/7).
Dia hanya berharap agar kejadian tewasnya adiknya itu bisa diusut tuntas dan lebih terbuka. Yuni tidak ingin almarhum adiknya malah disudutkan dalam kasus ini.
"Mustahil kan di rumah dinas seorang jenderal tidak ada CCTV-nya," terang Yuni.
5. HP Brigadir J Tak Ditemukan
Selain kejanggalan-kejanggalan itu, keberadaan ponsel milik Brigadir J juga perlu masih menjadi misteri. Keluarga yakin jika ponsel itu ditemukan, akan banyak hal baru yang bisa terungkap.
"Kami juga menanyakan handphone adik kami, itu sampai sekarang tidak ada disampaikan ke kami. Alasannya tidak ditemukan, padahal bukti lain katanya bisa ditemukan, HP kok nggak bisa ditemukan," tanya dia.
Dia curiga ponsel atau HP milik adiknya sengaja dihilangkan atau dibuang. Apabila tidak ditemukan di lokasi penembakan, kata dia, harusnya HP adiknya ada di kamar atau di tempat lain.
"Dibuang atau dihilangkan dengan sengaja. Padahal kan di rumah itu pasti, ketika melakukan baku tembak pasti HP tinggal di rumah atau di kamar almarhum, kok tak bisa ditemukan," ungkapnya.
"Kami perlu bukti, bisa ngecek HP dan percakapan dengan istri Kadiv Propam," lanjutnya.
Simak Video 'Sederet Misteri Kematian Brigadir J di Kasus Polisi Tembak Polisi':