Anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu dengan petugas angkut sampah saat dirinya berkeliling Subang menggunakan sepeda motor.
Saat ditemui Dedi, pria yang akrab disapa Mang Budi ini tengah membawa motor sampah bersama anak laki-lakinya, Ramdhani. Pria yang berprofesi sebagai tukang sampah ini pun mengakui dirinya kerap berkeliling mengangkut sampah bersama Ramdhani yang merupakan anak tetangganya.
"Suka ikut ini, Pak. Suka bantu angkutin sampah. Orang tuanya mah ngurus kebon sama domba orang, dia juga suka bantuin ngarit sama ngangon," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (12/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi bercerita setiap hari ia selalu mengangkut sampah dari sejumlah tempat untuk kemudian dibawa ke Pasar Panjang. Nantinya, sampah-sampah tersebut akan diangkut menggunakan mobil.
Mendengar hal ini, Dedi mengungkapkan sikap Ramdhani yang kerap ikut membantu Budi merupakan bentuk kemandirian. Namun, ia berpesan agar Ramdhani tetap memprioritaskan pendidikan.
"Gak apa-apa ikut bantu juga. Tapi nanti kalau sudah masuk sekolah tetap nomor satu pendidikan. Nanti sekali-kali boleh kalau libur bantu-bantu lagi," kata Dedi.
Dalam pertemuan tersebut, Dedi juga menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah orang tua Ramdhani yang berlokasi di tanah Perhutani daerah Cimerta, Subang. Ramdhani tinggal bersama kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani penggarap dan mengurus ternak milik seseorang dengan upah Rp 50 ribu per hari.
Orang tua Ramdhani pun mengatakan selama ini mereka terbantu oleh Budi, baik secara finansial maupun berbagi pekerjaan. "Saya banyak dibantu sama Mang Budi, Pak. Anak saya, saya juga suka dikasih pekerjaan sama dia," kata orang tua Ramdhani.
Meski demikian, Dedi berharap orang tua Ramdhani dapat mencarikan aktivitas lain untuk anaknya. Sebab, Dedi khawatir waktu belajar Ramdhani terganggu jika ikut membantu mengangkut sampah dan harus berada di jalanan seharian.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka, Dedi pun memberikan sejumlah uang kepada orang tua Ramdhani untuk membeli dua ekor domba. Dengan demikian, selain mengurus ternak milik orang lain, Ramdhani bisa 'ngangon' dan 'ngarit' dombanya sendiri.
"Nanti kalau ikut angkut sampah pasti pulangnya malam, tidak baik kalau keseringan. Lebih baik sekarang fokus bantuin orang tua ngurus domba dan sekolah," kata Dedi.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Kang Dedi ini juga memberikan sejumlah uang ke Budi. Namun, Budi justru menolak bantuan tersebut dan meminta Dedi memberikannya ke keluarga Ramdhani.
Setelah dibujuk, Budi pun akhirnya mau menerima uang pemberian Dedi. Adapun uang tersebut akan digunakan untuk membeli domba, yang akan diurus bersama keluarga Ramdhani.
"Gak apa-apa ini buat Mang Budi juga. Nanti dombanya dibelikan terus diangon barengan. Karena saya lihat ini sudah seperti keluarga," kata Dedi.
"Mang Budi ini membantu bukan karena mampu, tapi membantu karena hati. Menolong karena mampu itu biasa, tapi menolong karena ketidakmampuan itu luar biasa," imbuhnya.
Merespons hal ini, Budi pun terharu dengan bantuan yang diberikan Dedi. Bahkan, ia mengaku teringat dengan anak angkatnya yang kini telah beranjak dewasa dan bekerja. Anak tersebut dulu dibuang oleh seseorang di dalam dus di TPA Panembong.
"Mang Budi ada satu ngurus juga anak yatim, dulunya nemu anak itu di TPA Panembong di dalam dus. Sekarang alhamdulillah sudah tamat SMA dan bekerja," kata Budi.
Takjub dengan dengan sikap Budi, Dedi pun lantas menanyakan alasan Budi mengurus anak tersebut meskipun hidup serba terbatas.
"Gak apa-apa, Pak, hanya Allah yang tahu soal rezeki. Alhamdulillah kerejekian. Dulu nemu anak itu status saya masih honorer, sekarang Alhamdulillah saya sudah PNS," pungkas Budi.
(akd/ega)