Pemdes Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat meminta Disparbud Sumedang dan Museum Geologi Bandung agar segera melakukan penanganan terhadap fosil kura-kura yang ditemukan di Desa Jembarwangi.
Pasalnya, saat ini kondisi fosil hewan purba yang kini disimpan di ruangan khusus Kantor Desa Jembarwangi sudah terbelah menjadi enam bagian.
"Sekarang terbelah jadi enam bagian dan sekarang masih di dalam kardus," kata Kepala Desa Jembarwangi Fitriani Dewi kepada detikJabar, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fitriani mengungkapkan, dari informasi para peneliti, fosil itu terbelah disebabkan faktor tanah yang melapisinya. Selain itu, lapisan gipsum yang melindungi fosil pada saat proses relokasi sempat terkena air hujan.
"Jadi pada saat akan dibuka, kondisi gipsumnya masih basah karena sempat kehujanan, belum lagi dikejar waktu, terus menurut para peneliti selama pengalamannya di lapangan, baru kali ini mendapati kondisi tanah yang melapisi bagian fosil segembur itu," ungkapnya.
Melihat kondisi itu, Fitriani menyebutkan harus segera dilakukan penanganan secepatnya. Bahkan, ia telah berkoordinasi baik dengan Disparbudpora Sumedang maupun pihak museum Geologi Bandung.
"Saya pun menyayangkan kondisi kura-kura yang sudah dieskavasi sejauh ini, dari sebelumnya utuh sekarang terpecah-pecah dan masih disimpan di dalam kardus, apalagi melihat usaha dari para peneliti, ini harus segera ditangani," ucapnya.
Meski demikian, menurut Fitriani, fosil kura-kura tersebut masih dapat terpetakan untuk direkontruksi kedepannya. "Untuk bagian-bagian fosil sejauh ini masih tergambar untuk relokasi nanti," terangnya.
Berita sebelumnya, Fosil kura-kura dan buaya purba ditemukan di Kawasan Lembah Cisaar, Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang diperkirakan berusia lebih dari satu juta tahun yang lalu atau sekitar 1,2 juta tahun. Saat itu, Wilayah Lembah Cisaar masih berupa rawa-rawa.
Hal itu diungkapkan seorang Arkeolog dari BRIN Bandung, Anton Ferdiyanto kepada detikjabar di Gedung Negara, Kabupaten Sumedang, Selasa (21/6) lalu.
"Jadi kemungkinan kura-kura dan buaya itu terendapkan saat kondisi lingkungan masih berupa rawa-rawa, itu dilihat dari lapisan tanah saat ini berupa endapan lempung hitam tapi saat itu banyak aliran sungai," katanya.
Sementara itu, terkait jenis kura-kura dan jenis buaya dari fosil yang ditemukan, yakni jenis kura-kura air tawar. Sementara untuk buaya sejenis gavialis dan crocodylus Sp.
Anton menyebut ukuran kura-kura saat hidup diperkirakan berdiameter sekitar 1 meter bahkan lebih. Sementara untuk buaya ukuran lebarnya sekitar 2 sampai 3 meter.
"Ukuran kura-kuranya kemungkinan bisa lebih besar lagi seperti fosil kura-kura yang ditemukan di Flores, kalau untuk buaya jika dilihat dari potongan fragmen kulit yang ditemukan, buaya itu sangat besar ean masif," paparnya.
(ors/ors)