Memotong daging kurban kemudian membagikan pada orang-orang sekitar dan yang membutuhkan, merupakan agenda utama dalam Hari Raya Idul Adha. Biasanya, daging kurban dibagi-bagikan dengan menggunakan plastik keresek.
Sebagian dari kita mungkin sudah memahami, bahwa sampah plastik di Indonesia mengalami penumpukan. Terlebih sampah plastik merupakan salah satu senyawa kimia yang sulit terurai dan membutuh puluhan hingga ratusan tahun agar plastik untuk terurai. Selama jangka waktu tersebut, plastik yang telah menjadi sampah menjadi mikroplastik dan tidak tertangani, hingga menjadi ancaman yang membahayakan makhluk hidup dan lingkungan.
Menurut data yang dihimpun Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), KLHK dan Filantropi Indonesia mengatakan proses pengemasan daging kurban pada tahun 2020 butuh sebanyak 99.812.892 lembar kantong plastik sekali pakai yang berpotensi besar berakhir menjadi sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu sangat disayangkan jika di hari berbagi berkah, saat bersamaan justru jadi hari berbagi sampah. Hal ini terjadi karena tidak semua paham dan sadar akan dampak dari penggunaan plastik sekali pakai. Ditambah tidak semua pengurus kurban memiliki budget untuk mengganti plastik sekali pakai menjadi material yang lebih ramah lingkungan.
Dalam optimalisasi aksi ini, YPBB juga menggalang #patunganbesek, yang mengajak para pengikut di instagram @ypbbbandung untuk berdonasi. Dengan donasi mulai dari 45000, 10 kantong plastik akan diganti menjadi 10 besek bambu untuk masjid yang sudah terdaftar. Mengganti plastik sekali pakai menjadi besek bambu sebagai wadah daging kurban, yang lebih ramah lingkungan sekaligus mensejahterakan perajin bambu di desa.
Untuk menyelamatkan lingkungan sekaligus menebar kebaikan bagi sesama dan alam semesta, berikut ada beberapa alternatif tempat atau wadah pengganti tas keresek untuk membagikan daging kurban.
1. Wadah Makanan
Nyaris setiap rumah tangga pasti memiliki wadah makanan dengan berbagai macam ukuran. Wadah makanan yang jadi senjata utama para ibu rumah tangga untuk menaruh makanan, bisa digunakan untuk daging kurban yang telah dipotong. Tentu saja, gunakan wadah makanan yang ukurannya cukup besar. Kemudian nantinya wadah makanan ini bisa dicuci dan disimpan untuk pemakaian lainnya, sehingga dijamin tak akan menumpuk sampah.
2. Besek Bambu
Mungkin dulu saat berkunjung ke rumah nenek atau rumah ibu sekalipun, akan sering menemukan besek bambu. Biasanya untuk wadah bumbu masak, bawang, bahkan benang jahit. Besek bambu memang multifungsi, sifatnya ramah lingkungan sehingga saat besek sudah tidak bisa dipakai lagi pun terurainya cepat.
3. Besek Daun
Tahukah kamu, ada banyak sekali daun yang bisa digunakan sebagai wadah makanan. Jika kita biasa tahu daun pisang sebagai wadah makanan atau mungkin alas makan, ada pula daun pandan, daun kelapa, dan daun jati. Daun memiliki wujud yang mudah dibentuk, sehingga bisa diatur sedemikian rupa. Untuk daun pandan, daun pisang, dan daun kelapa, bisa dibentuk menjadi besek atau mangkok, sementara untuk daun jati bisa jadi pouch daun dengan mengikat bagian ujung-ujungnya.
4. Bongsang
Anyaman ini biasanya ditemukan untuk wadah bunga tabur makam. Nah, bongsang juga bisa menjadi wadah untuk daging kurban. Harganya pun tak mahal, selain itu justru menghidupkan para pengrajin anyaman.
5. Rantang
Sama dengan wadah makanan berbahan plastik tebal yang banyak beredar di pasaran, fungsi rantang juga sebagai wadah yang bisa dipakai ulang. Tempat makan yang terkenal di jaman dulu ini, justru bisa muat banyak isi dengan wadah yang bertumpuk. Usai digunakan untuk wadah daging kurban, bisa dicuci dan digunakan kembali.
(aau/tya)