Berani Tinggal di Sini? Suhunya Mencapai 51 Derajat!

Kabar Internasional

Berani Tinggal di Sini? Suhunya Mencapai 51 Derajat!

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 03 Jul 2022 05:00 WIB
Gelombang Panas Pakistan
Warga di tengah gelombang panas di Pakistan. (Foto: REUTERS)
Pakistan -

Tak semua tempat memiliki suhu yang terbilang nyaman seperti di Indonesia. Bahkan, ada kota di dunia yang sangat panas. Suhunya bisa mencapai 51 derajat Celsius!

Dikutip dari detikINET, kota terpanas ini adalah Jacobabad yang terletak di Pakistan. Kota ini pernah menyandang status kota terpanas di muka bumi pada Mei 2022. Saat itu suhu mencapai 51 derajat Celsius.

Meski sebegitu panasnya, banyak orang tinggal di sana. Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Sabtu (2/7/2022), jumlah penduduk di sana sekitar 200 ribu orang. Mereka sudah terbiasa dengan panas ekstrem, tapi tetap saja kewalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammad Akbar salah satunya. Pria berusia 40 tahun ini berjualan buncis menyusuri jalanan. Dia pernah sakit terkena terjangan hawa panas tiga kali dalam hidupnya. Belakangan, ia menilai kondisi semakin buruk, terlebih air kian langka.

"Dulu banyak pohon di seluruh kota dan tak ada kelangkaan air. Sekarang, pohon sudah tidak ada ataupun air, panas semakin tidak dapat ditanggung lagi. Saya takut panas ini akan membunuh kami di tahun-tahun mendatang," kata dia.

ADVERTISEMENT

Namun Akbar tak punya pilihan lain mencari nafkah. Dia harus bekerja setiap hari dari selama sekitar 12 sampai 14 jam, dengan pendapatan sekitar Rp 40 ribu sehari.

Sekadar diketahui, gelombang panas beberapa waktu lalu melanda Pakistan dan India. Tahun ini untuk pertama kalinya, panas mulai menyengat sejak Maret. Padahal biasanya panas terjadi pada Mei dan berlangsung sampai Agustus.

Akibat suhu panas yang ekstrem, korban jiwa muncul. Pada 14 Mei ketika suhu di Jacobabad mencapai 51 derajat, seorang ibu muda bernama Nazia mendadak kolaps ketika sedang memasak makan siang untuk keponakannya yang datang. Ia dilarikan ke rumah sakit, tapi tak tertolong dan meninggal dunia.

Perubahan iklim diduga berada di balik gelombang panas yang makin sering menerpa dan membuat warga di kota terpanas ini menderita.

"Kami takut bahwa dalam beberapa tahun lagi, Jacobabad tidak bisa lagi ditinggali oleh manusia dan binatang," kata aktivis sosial setempat, Mohammad Shaaban.

(ors/ors)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads