"Alhamdulilah lumayan ramai banyak yang pesan. Meningkat dua kali lipat dari hari-hari biasanya," kata seorang perajin tusuk sate, Tiah (57), saat berbincang dengan detikJabar, Sabtu (2/7/2022).
Setiap harinya ia selalu memproduksi tusuk sate sesuai permintaan dari para konsumen. Secara manual ia mulai memotong bambu hingga menjadi tusuk sate.
"Tiap hari kadang ada yang pesan 10 ikat kadang 15 ikat. Dalam satu ikat itu ada sekitar 400 tusuk. Ya, kalau sekarang menjelang Idul Adha mah, sehari bisa nyampe 50 tusuk yang order," ujar dia.
Produksi tusuk sate rumahannya itu, Tiah biasa menjual ke pasar-pasar tradisional yang ada di Majalengka. Per ikat tusuk sate ia biasa menjual Rp 5 ribu.
"Kalau bahan bambu biasa dikirim dari daerah Cicurug, seminggu sekali. Kadang biasa dikirim 10-15 ikat bambu. Satu ikat itu ada lima batang bambu ukuran tiga meter. Per-ikat-nya itu saya biasa beli Rp 17.500," ucap dia.
"Lima batang bambu itu bisa jadi sekitar 12 ikat tusuk sate, iya ada sekitar 4.800 tusuk," kata dia menambahkan. (mso/mso)