Selama ini publik sudah tahu jika tak boleh menggunakan ponsel di SPBU. Salah satunya karena adanya logo larangan mengoperasikan ponsel di SPU.
Sehingga penggunaan ponsel di SPBU dianggap bisa memicu kebakaran. Benarkan pandangan ini?
Hal ini jadi pembahasan menarik. Sebab, selama ini publik terlanjur terpaku pada aturan tak boleh memakai ponsel di SPBU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pemerintah punya kebijakan baru yaitu membatasi pembelian BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar. Warga harus mendaftarkan diri untuk beli BBM jenis ini dan pembayarannya bisa menggunakan aplikasi MyPertamina pada ponsel.
Karena larangan penggunaan ponsel di SPBU kadung diketahui publik, kebijakan baru ini justru menghadirkan kekhawatiran tersendiri. Publik ada yang khawatir menggunakan ponsel di SPBU benar-benar bisa memicu kebakaran.
Dikutip dari detikOto, Kamis (30/6/2022), peneliti utama Electromagnetic Design Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut anggapan buka HP di SPBU bisa bikin meledak tidak sepenuhnya benar.
"Larangan mengaktifkan ponsel saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU bukan karena bisa meledak seperti yang dipikirkan," kata Peneliti utama Electromagnetic Design Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI, dikutip dari situs LIPI.
Kemungkinan terjadinya ledakan akibat membuka HP di SPBU sangat kecil. Sebab, radiasi elektronik yang ditimbulkan oleh HP sudah tercampur dan terurai dengan komponen di udara.
Justru kerugian penggunaan ponsel di SPBU ada pada konsumennya. Sebab penggunaan ponsel dikhawatirkan bisa memengaruhi akurasi takaran mesin elektronik pompa BBM.
Dijelaskannya, gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan ponsel disebut bisa memengaruhi kinerja mesin elektrik pompa BBM. Jika gelombang yang ditimbulkan dari ponsel tersebut terlampau besar, maka bentuk terganggunya kinerja mesin elektrik pompa BBM itu adalah terjadinya kesalahan takaran BBM.
Dikutip detikInet, pengamat gadget Lucky Sebastian mengatakan, berdasarkan studi Dr Adam Burgess of the University of Kent, membuka HP di SPBU sebenarnya aman. Bahkan, tak satupun kebakaran SPBU di dunia diakibatkan penggunaan ponsel.
"Dia selama 11 tahun meneliti 243 kebakaran di SPBU seluruh dunia, ternyata tidak satu pun yang disebabkan oleh ponsel," ungkapnya.
Lalu, kenapa ponsel bisa dianggap memicu kebakaran dan kadung dipercaya publik? Awal kecurigaan ponsel menjadi penyebab kebakaran di SPBU dimulai dari surat kabar Guardian pada 2005 silam.
Saat itu dikabarkan seorang pengendara motor yang sedang mengisi bahan bakar merogoh saku baju dan celananya untuk mencari ponsel. Tak lama berselang ada api keluar dari motonya yang sedang diisi BBM.
"Diambil kesimpulan penyebabnya ponsel. Tetapi diperkirakan, tetesan bensin yang keluar lantaran mudal (luber) dari tanki mengenai mesin motor yang panas sehingga terjadi kebakaran," terang Lucky.
Lucky mengatakan, sinyal dari ponsel terlalu kecil untuk bisa memercik uap gas dari bahan bakar. Meski begitu, Pertamina menyarankan penggunaan ponsel untuk transaksi menggunakan non-tunai dilakukan dengan jarak tertentu.
Titik amannya adalah 1,5 meter dari pompa pengisian bensin dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah atau lantai. Kamera juga dapat digunakan dengan jarak tersebut asalkan tidak menggunakan flash.